Antisipasi Penyebaran Covid19, Pemkab Boyolali Gelar Rapat Bersama Muspida, Ini Hasilnya

Bupati Boyolali Seno Samodro saat memimpin rapat Muspida menyikapi Covid19, Senin 16 Maret 2020. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Banyak jalan menuju Roma. Jadi jangan dibanding- bandingkan. Yang penting adalah hasil yang dicapai, demikian ungkap Bupati Boyolali Seno Samodro dalam menyikapi merebaknya kasus corona.

Bupati juga mengingatkan semua pihak untuk tidak membandingkan bupati satu dengan lainnya. Atau kebijakan suatu daerah dengan daerah lain.

“Setelah saya pelajari berbagai kebijakan penanganan kasus corona di luar negeri seperti Inggris dan Perancis serta sejumlah negara Eropa dan Asia. Dan saya adopsi kebijakan yang ada dan disesuaikan dengan kondisi Boyolali,” katanya saat ditemui wartawan seusai rapat bersama Wabup M Said Hidayat, Ketua DPRD S Paryanto dan jajaran Muspida, Senin (16/3/2020).

Salah satunya, Boyolali mengambil kebijakan tidak meliburkan sekolah. Menurutnya, libur atau tidak libur, bukan jaminan seseorang siswa bisa terkena corona ataupun tidak. Namun, pihaknya menghormati lembaga tertentu yang meliburkan sekolah.

“Seperti sekolah di bawah Kementerian Agama yang diliburkan, silahkan saja. Kami hormati keputusan tersebut,”katanya.

Namun demikian, lanjut Bupati, mengontrol kegiatan siswa di sekolah tetap lebih mudah dibandingkan jika siswa libur atau berada di rumah. Apalagi, bagi siswa yang orang tuanya bekerja, tentu akan sulit memantau kondisi anaknya.

“Tapi ya itu tadi, tidak ada cara yang paling benar. Karena obat yang paling hebat adalah antibodi atau kekebalan tubuh masing- masing. Karena itu kesehatan harus senantiasa dijaga melalui gerakan masyarakat (germas) hidup sehat,”ujarnya.

Bupati menambahkan, pihaknya juga akan segera melakukan pembersihan atau penyemprotan tempat ibadah dan fasilitas umum.

Termasuk kawasan kantor pemerintah dan swasta serta sekolah dari PAUD, SD, SMP serta SMA/SMK. Hal itu untuk mengantisipasi maraknya wabah corona atau covid 19. Saat ini, pihaknya masih menghitung biaya penyemprotan tersebut. “Kita gagas juga untuk pembagian Hand sanitizer (pembersih tangan) secara gratis,” ujarnya.

Kendati hingga saat ini wilayah Boyolali masih zero kasus corona. Bupati menyebut ada satu orang yang merupakan pasien dalam pengawasan. “Masih terus dipantau, termasuk riwayat kesehatan dan keluarganya. Saat ini, dia dirawat di rumah sakit di Jawa Tengah, di luar Boyolali,” ujar Bupati.

Selain itu, ada pula pengawasan terhadap 23 orang yang baru pulang dari luar negeri. Pihaknya sudah mendapat jaminan dari jajaran terkait untuk mendapatkan data ke-23 orang tersebut, termasuk riwayat perjalanan di luar negeri.