Jelang Ramadhan, Warga Diimbau Tidak Borong Bahan Pangan

Ilustrasi. (/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Menjelang bulan puasa Ramadhan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali memastikan ketersediaan kebutuhan pangan sudah mencukupi untuk masyarakat di Kota Susu. Terlebih kini Indonesia sedang dihadapkan pada kondisi mewabahnya Corona Virus Disease (Covid-19) yang menjangkit beberapa provinsi di penjuru Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boyolali, Widodo, Senin (30/3/2020). Dijelaskan olehnya, Kabupaten Boyolali yang telah memasuki musim panen pada produksi beras kini memiliki persediaan yang mencukupi. Produksi beras rata-rata per bulan yakni 16.780 ton, dimana kebutuhan masyarakat di kisaran 8.100 ton sehingga Kabupaten Boyolali surplus beras.

“Dua bulan ke depan kita akan memasuki panen kedua, sehingga kita prinsipnya siap dalam rangka menghadapi kebutuhan masyarakat atas kebutuhan beras di Kabupaten Boyolali,” terangnya saat dijumpai di kantornya.
Sementara itu, dari sektor sentral jagung, Kabupaten Boyolali dalam lima bulan ini adalah sekitar 90 ribu ton, sedangkan yang di konsumsi masyarakat kira-kira 500 ton, sehingga jagung justru sangat surplus.

“Dan kita bisa mensupport daerah lain yang lebih memerlukan jagung,” tambahnya.
Kecamatan Selo yang menjadi sentra produksi cabai rawit di Kabupaten Boyolali, rata-rata produksi yakni 1.440 ton. Kebutuhan masyarakat sekitar 88 ton, sehingga cabai rawit selalu tersedia.

Hal serupa juga terjadi pada produksi bawang merah, yang kini Kabupaten Boyolali sudah bisa mengembangkan produksi bawang merah sendiri. Satu bulan yang lalu pihaknya baru saja melaksanakan panen raya dan rata-rata penghasilan dalam satu bulan 2.042 ton per bulan atau dalam lima bulan ini mencapai 10.210 ton.

“Kebutuhan bawang merah kita untuk masyarakat sendiri rata-rata 227 ton. Jadi bawang merah aman. Harganya juga relatif stabil yakni di kisaran Rp 30-35 ribu,” ungkapnya.

Di sisi lain, produksi daging rata-rata dalam satu bulan ada 1.179 ton, dimana kebutuhan masyarakat sekitar 200 ton. Sehingga Kabupaten Boyolali mensuplai daging ke daerah lain. Untuk harga saat ini di kisaran Rp. 100 ribu per kilo.
Sementara daging ayam di Kabupaten Boyolali juga masih menjadi andalan. Produksi daging unggas ini rata-rata per bulan 1.587 ton, sehingga dalam lima bulan ini ada 7.900 ton, sedangkan kebutuhannya hanya 400 ton.

Telur menjadi kebutuhan yang banyak dicari oleh masyarakat apalagi menjelang puasa. Produksi telur ayam rata-rata 2.000 ton per bulan, selama lima bulan berhasil memproduksi 10.000 ton telur dan kebutuhan rata-rata hanya 300 ton.

“Kalau nanti menjelang hari raya dan bulan puasa biasanya kebutuhan telur ini naik karena untuk bahan kue, namun demikian tetap aman karena produksi kita cukup tinggi. Harganya juga relatif stabil yaitu di kisaran Rp. 24.000 per kilo,” tandasnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Boyolali agar tidak melakukan aksi borong bahan pangan. Karena semua bahan yang dibutuhkan masyarakat sudah tersedia dan persediaannya masih aman.