Pemkab Boyolali Siapkan Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi Hadapi Covid-19

Harga daging ayam di pasaran di Boyolali naik lantaran momen sadranan jelang Ramadan. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemkab Boyolali telah mempersiapkan sejumlah kebijakan untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi dari turunnya daya beli masyarakat akibat pandemic covid 19. Disisi lain dampak wabah ini sudah mulai dirasakan warga masyarakat. Aktifitas bisnis mulai menurunkan kinerja, pemutusan hubungan kerja, dan ancaman munculnya pengangguran.

Di Pasar Boyolali misalnya. Rumah toko (ruko) penjual pakaian hingga penjual daging sebagian sudah tutup karena penjualan sepi.

Sementara, salah seorang karyawan diler motor di kawasan Sunggingan mengatakan dalam sebulan terakhir penjualan motor juga anjlok. Bahkan, sebulan terakhir pihak diler sudah tidak metetapkan target penjualan lagi. Selaku marketing pun, dia mengaku tidak mendapat tekanan harus bisa menjual produk.

’Tidak ada lagi target penjualan. Biasanya jelang lebaran ini merupakan masa panennya diler. Karena banyak yang membeli kendaraan. Tapi, sejak mewabahnya covid-19 ini, tidak ada lagi target penjualan,’’ katanya.

Demikian halnya, omset para pedagang makanan anjlok hingga 75 persen. “Sebelum ada virus Corona omset saya rata-rata berkisar Rp 300 ribu hinga Rp 350 ribu per hari. Tapi sekarang untuk mendapatkan Rp 100 ribu saja sulit,” kata Ashari, salah seorang pemilik warung angkringan.

Jika kondisi ini tidak membaik, Ashari mengaku tidak tahu apa yang akan terjadi. Karena sehari hari dia menghidupi keluarganya dari warung miliknya. “Mudah-mudahan bulan puasa nanti virus corona sudah tidak ada. Kalau tidak, saya bisa kesulitan memenuhi kebutuhan lebaran,” ujarnya.

Kondisi ini dibenarkan, Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Masruri, berkait hal tersebut pihaknya telah melakukan upaya penanganan dampak penyebaran virus Corona ini. Diantaranya penyaluran bantuan bahan pangan berupa beras kepada masyarakat yang terdampak.

“Dari Korpri sendiri telah menyiapkan 100 ton beras untuk masyarakat,” kata Masruri yang juga ketua Korpri Boyolali ini.

Sedangkan setiap PNS juga diminta bantuan berupa beras ini sesuai kemampuan masing-masing anggota. Mulai dari 10 kilogram hingga 50 kilogram. “Ada sebanyak kurang lebih 13 ribu PNS. Kalau semua dikumpulkan sudah berapa ratus Ton beras saja yang akan kami distribusikan kepada masyarakat,” kata Masruri.

Sementara itu, Insan Adi Asmono salah satu anggota Korpri Boyolali siap memberikan bantuan beras kepada masyarakat. Hal itu sebagai bentuk kepedulian PNS terhadap masyarakat terdampak.

Karena memang, baginya dampak pandemi Virus Corona ini sangat besar bagi ekonomi masyarakat. Misalnya, jika sebelumnya masyarakat tersebut berdagang keliling. Namun setelah kemunculan virus Corona ini, tak bisa lagi berdagang seperti semula.

“Saya kira masih banyak lagi yang terdampak Covid-19 ini,” kata Inspektur Inspektorat Boyolali ini.