FOKUSJATENG-BOYOLALI – Gunung Merapi kembali meletus pada Jumat, (10/4/2020) pukul 09.10 WIB. Tinggi kolom erupsi teramati kurang lebih 3.000 meter dari puncak sehingga mengakibatkan hujan abu di wilayah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Kendati demikian erupsi kali ini tak sampai membuat panik warga.
“Hujan abu terjadi di wilayah Desa Tlogolele, Klakah dan Jrakah,” kata Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Selo, Boyolali, Mujianto, Jumat (10/4/2020).
Sejumlah dukuh di ketiga desa tersebut di guyur hujan abu. Desa Tlogolele terjadi di Dukuh Stabelan. Kemudian di Desa Klakah antara lain melanda Dukuh Sumber dan Bakalan.
Menurut Mujiyanto di Dukuh Selo Duwur, Desa Selo yang berada di lereng Gunung Merbabu juga diguyur hujan abu tipis.
“Aktivitas warga disini tetap berjalan normal,” jelasnya.
Sementara Sekretaris Desa Tlogolele, Neigen Achtah mengatakan, dampak erupsi Gunung Merapi menyebabkan terjadinya hujan abu di Dukuh Stabelan yang merupakan dukuh paling atas. Namun warga tetap beraktivitas seperti biasa.
“Saya ini di Stabelan, tidak ada kepanikan. Warga tetap beraktivitas seperti biasa. Warga juga berjaga-jaga diluar rumah dan membuat api unggun di depan rumah seperti biasanya,” kata Neigen.
Kepala Dusun Stabelan, Maryanto menambahkan saat erupsi terjadi, kondisi gunung Merapi tertutup kabut. Sehingga warga mengetahui jika Merapi erupsi dari kepulan asapnya yang sudah membumbung tinggi.
Data BPPTKG mencatat erupsi terjadi Pukul 09.10 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dgn amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik. Teramati tinggi kolom erupsi kurang lebih 3.000 meter dari puncak. Arah angin saat erupsi ke Barat Laut.
Sampai dengan saat ini, BPPTKG masih menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi pada level II atau waspada.