FOKUSJATENG – BOYOLALI – Puluhan cokelat tempe memenuhi nampan persegi. Tangan terampil laki-laki dan perempuan di sana duduk melingkari tikar besar melakukan tugas yang sama yakni”mengeroyok” tumpukan batangan cokelat tempe dan membungkusnya menggunakan alumunium foil kemudian dikemas sebelum ditimbang.
Mereka ini adalah penyandang disabilitas yang berasal dari kawasan Klewor, Kecamatan Kemusu Boyolali. Mereka tergabung dalam Forum Komunikasi Difabel Boyolali (FKDB) Karya Mandiri. Puluhan penyandang disabilitas itu sedang belajar membuat coklat tempe, sebagian lain belajar menjahit disekretariat FKDB Desa Klewor.
“Forum ini didirikan sepulang merantau dari luar kota dan saya melihat balita dimana orang tuanya tidak menyadari anaknya difabel. Karena saya merasa menjadi difabel itu tidak enak, menjadi difabel itu sakit. Saya berharap ke depannya para difabel bisa mandiri agar bisa mencukupi kebutuhan hidupnya,”kata Sri Setyaningsih pendiri FKDB.
Dijelaskan, Forum yang juga difungsikan sebagai ajang berbagi cerita ini, selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan, melalui pelatihan ini akan meningkatkan rasa kepercayaan diri. Untuk itu pihaknya memberikan pelatihan dan mengajak anggotanya berkarya dengan memproduksi makanan olahan coklat tempe dan menjahit.
Dipilihnya produksi coklat tempe dan menjahit dikarenakan proses pengerjaan tidak terlalu berat dan bisa menambah penghasilan anggota. Sehingga melalui pelatihan gratis yang diberikan diyakini mampu meningkatkan keterampilan dan bisa memperoleh penghasilan.
“Kalau punya keterampilan akan menjadi pemasukannya. Bukan belas kasihan yang kita berikan tapi keterampilan dan kesempatan yang kita berikan. Kita bagaimana caranya tidak berhenti di pelatihan saja, jadi kenapa tidak dilanjutkan untuk mendirikan rumah produksi,” kata Sri.
Menurut Sri, produk olahan coklat tempenya pada hari biasa mampu melayani pesanan hingga lima kilogram. Namun di tengah wabah Corona saat ini pesanan berkurang, meski tetap ada pihak yang memesan baik secara langsung dan daring atau online.
Sementara untuk kegiatan menjahit, pihaknya melayani pembuatan pakaian pria maupun wanita seperti gamis, kemeja dan celana. Pihaknya juga menerima dampak wabah Covid-19 dengan pembatalan sejumlah pesanan pembuatan seragam dan lainnya. Namun pihaknya mengajak anggotanya untuk berkarya dengan membuat masker kain dari kain perca yang diberikan secara gratis agar bisa dimanfaatkan orang lain.