FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemkab Boyolali sosialisasikan upaya pencegahan dan risiko penularan virus Corona, di lingkungan pasar tradisional. Menyusul adanya satu warga terkonfirmasi positif virus tersebut.
Menurut Sekda Boyolali, Masruri, langkah tersebut di nilai perlu, mengingat pasar tradisional atau pasar rakyat menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi orang banyak, hingga berpotensi menjadi tempat penyebaran atau penularan wabah Corona.
Di sisi lain, pasar tradisional selama ini juga menjadi salah satu pusat atau klaster aktivitas warga dalam menggerakkan perekononian rakyat, khususnya di sektor non formal. “Kegiatan pasar tradisional itu harus tetap berlangsung, namun dengan menerapkan aturan penggunaan masker dan fasilitas cuci tangan. Hendaknya warga pasar paham bagaimana harus ikut mencegah atau neminimalkan risiko penularan di lingkungan aktivitas mereka,” ujar Masruri.
Ketua Umum Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Kabupaten Boyolali itu menambahkan pihaknya telah meminta jajaran terkait seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) dan Camat hingga jajaran Desa/Kelurahan untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat.
“Warga jika ke pasar tetap harus memakai masker. Pasar juga harus disediakan tempat cuci tangan menggunakan sabun dan hand sanitizer,” imbuhnya.
Sosialisasi di pasar tradisional ini, lanjut Sekda, pihaknya secara khusus memberi perhatian terhadap kondisi Pasar Juwangi. Mengingat, tak jauh dari pasar tersebut diketahui ada warga yang berdomisili di Kabupaten Grobogan yang dinyatakan positif Covid 19. Padahal, warga itu diketahui sudah kontak dengan pedagang Pasar Juwangi.
“Karena rumahnya memang dekat dengan Pasar Juwangi. Naik sepeda hanya sekitar 15 menit saja,”katanya.
Berkait adanya satu warga Simo dinyatakan positif corona, menurut Sekda hal itu tidak merubah status Boyolali yang kondisinya saat ini masih tetap siaga darurat. Sedangkan untuk merubah perlu dilakukan kajian mendalam dimana masyarakat pula yang paling besar menerima dampaknya.
“Status masih siaga. Kalau naik kita pelajari dengan kajian tidak serta merta kita naikkan menjadi tanggap darurat oleh tim pengkaji dulu kalau memenuhi syarat menjadi tanggap darurat. Kita tidak mengharapkan dan tidak kita sampaikan Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB menjadi gaduh di masyarakat,”katanya.
Kepada masyarakat, pihaknya meminta agar tidak panik dan tetap waspada serta mentaati imbauan dari pemerintah untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesehatan guna mengantisipasi penyebaran virus corona. “Kami minta jajaran Camat hingga Desa/Kelurahan untuk melakukan karantina mandiri kepada warganya yang masuk kategori protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini,”pungkasnya.