FOKUS JATENG-BOYOLALI-Masyarakat Boyolali diminta tidak menggelar tradisi padusan menyambut bulan suci Ramadhan 1441 ini. Larangan ini diterapkan untuk mengantisipasi persebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Sekretaris Daerah (sekda) Boyolali, Masruri mengatakan setiap tahun, tepatnya sehari sebelum dilaksanakannya ibadah puasa, warga Boyolali selalu melaksanakan tradisi padusan. Hanya saja, untuk tahun ini tradisi dengan tujuan membersihkan diri tersebut terpaksa ditiadakan.
“Larangan tersebut, semata untuk menghindari adanya kerumunan massa yang bisa menjadi penyebab penyebaran virus corona,” kata Masruri. Kamis (23/4/2020).
Menurutnya, tradisi padusan di wilayah Boyolai biasa dilakukan di Pemandian Umbul Pengging, Tlatar dan beberapa sumber mata air lainnya. “Tempat-tempat tersebut otomatis kita tutup dengan surat resmi dari Disporapar selaku pengelola. Jika padusan lebih baik di rumah saja,” ungkapnya.
Senada, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali, Susilo Hartono mengatakan, selain edaran dari Pemkab penutupan opeasional sejumlah obyek wisata tersebut juga tertuang dalam Surat Edaran Disporapar Provinsi Jawa Tengah Nomor 556/908 Tanggal 16 Maret 2020. Hal tersebut dilakukan dalam rangka melakukan pencegahan terhadap menularnya virus Covid-19.
“Saat ini kita semua harus patuh dengan aturan social dan physical distancing, dan semoga wabah corona segera berakhir,” ujarnya.
Susilo menandaskan penutupan destinasi wisata di Boyolali sudah dimulai sejak satu bulan lalu, hingga sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan. Apabila kondisi sudah stabil, maka masyarakat dapat kembali beraktivitas normal di destinasi wisata yang ada.
“Penutupan obyek wisata sudah kita lakukan sejak satu bulan yang lalu, terkait padusan ini kami juga menindak lanjuti dengan monitoring dan penjagaan di sejumlah lokasi yang biasa dimanfaatkan utuk padusan,” pungkasnya.