FOKUS JATENG-KARANGANYAR-Pemerintah Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, punya cara unik untuk mengkarantina para pendatang.
Di desa Berjo, lokasi karantina tidak dilakukan di dalam gedung atau ruangan. Namun mereka ditempatkan di sebuah tenda kemah yang di dirikan dilokasi wisata Telaga Madirda yang berada di lereng gunung Lawu.
Ada sembilan tenda yang telah dipersiapkan pihak desa. Dilokasi inilah, para perantauan dari zona merah yang tiba di desa Berjo akan merasakan dinginnya udara lereng Gunung Lawu yang begitu menusuk, selama 14 hari masa karantina.
Kepala desa Berjo Suyatno mengatakan dipilihnya Telaga Madirda sebagai lokasi karantina ditujukan agar para pemudik tidak stres saat menjalani masa karantina selama 14 hari.
Suyanto menjamin, tenda-tenda yang dipakai untuk mengkarantina para perantau ini tanah air. Sehingga bila hujan mengguyur lokasi itu, para perantau yang menjalani masa karantina tidak Bayah kuyup karena kehujanan.
“Di sini udaranya segar. Jadi kami pilih Telaga Madirda sebagai lokasi karangina. Agar para pemudik yang dikarantina tidak stress,’papar Suyatno,
Menurut Suyanto, Telaga Madirda sendiri ini merupakan salah satu aset yang dikelola oleh Desa. Biasannya, selain merupakan salah satu lokasi wisata, Telaga Madirda sendiri salah satu tempat yang biasa dijadikan lokasi upacara Malasti, Umat Hindu.
“Karena tengah kami perbaiki agar lebih cantik lagi, dari pada ditutup tanpa aktivitas, akhirnya kita gunakan untuk karantina pemudik asal Berjo yang datang dari luar daerah,”ujarnya.
Menurutnya Suyatno, awalnya ada dua pemudik yang dikarantina. Namun, satu pemudik telah diijinkan pulang karena telah selesai menjalani masa karantina. Dan saat ini tinggal satu orang pemudik saja yang dikarantina.
“Ada dua orang yang menjalani karantina di sini. Tetapi satunya sudah kembali ke rumah. Tersisa satu orang, perantau asal Bekasi,” imbuhnya.
Sementara itu pengelola wisata Telaga Madirda Supriyanto menambahkan dalam kondisi normal, tenda yang dipakai untuk mengkarantina pemudik ini bisa diisi empat orang.
Namun, khusus kali ini, satu tenda diisi satu orang. Pasalnya, bila diisi empat orang, dan harus menjalani masa karantina selama 14 hari, tentu saja kurang nyaman.
“Untuk konsumsi bagi mereka yang menjalani karantina disediakan oleh pihak desa dan terkadang juga dari pengelola,” pungkasnya.