PENANGGULANGAN COVID-19: Baznas Kabupaten Boyolali Bantu Guru Ngaji

Penyerahan bantuan secara simbolis dari Baznas Boyolali kepada guru ngaji. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Anggaran sebesar Rp 333.750.000, disiapkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Boyolali untuk disalurkan ribuan guru ngaji di wilayah Boyolali.

“Baznas akan mentasarufkan [menyalurkan] ke asnaf fisabillilah [pejuang di jalan Allah] sebesar Rp 333.750.000 yang akan disalurkan untuk para guru agama se-Kabupaten Boyolali sebanyak 1.335 orang. Ini disalurkan dipercepat dalam rangka ikut mensukseskan program pemerintah dalam penanggulangan terdampak Covid-19. Tidak hanya masyarakat miskin tapi juga guru ngaji yang mengalami hal yang sama,” kata Ketua Baznas Boyolali, Jamal Yazid.

Sementara penyerahan secara simbolis diserahkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali, Fahrudin di kantor Baznas Boyolali pada Selasa (19/5/2020) didampingi jajaran pengurus Baznas Boyolali.V“Masing masing guru ngaji menerima sebesar Rp 200 ribu,” imbuh jamal.

Menurut Jamal, langkah tersebut merupakan salah satu wujud kepedulian Baznas Boyolali yang telah menjalin kerjasama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam melakukan penanganan terdampak wabah pandemi Corona.
Sebelumnya, Baznas Boyolali juga telah melakukan berbagai agenda dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 ini diantaranya penyemprotan disinfektan tempat ibadah dan penyerahan bantuan untuk asnaf miskin serta pedagang asongan.

“Sudah berkordinasi dengan Dinas Kesehatan, RSU yang intinya bahwa Baznas mendapat bagian untuk melakukan penyemprotan terhadap rumah-rumah ibadah yang sampai dengan saat ini telah dilakukan di 338 tempat ibadah masjid dan mushola,” imbuh Jamal.

Adapun penyerahan bantuan logistik bagi pedagang asongan untuk 1.100 orang senilai Rp 153.450.000. Menurut Jamal, selain itu penyaluran bantuan logistik melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan senilai Rp 152.900.000 bagi 1.100 orang. Jadi total anggaran yang disalurkan Baznas Boyolali mencapai hingga lebih dari Rp 638 juta.

“Semoga bisa sedikit membantu memenuhi kebutuhan para guru ngaji dan mereka yang telah kehilangan matapancaharian,” katanya.