Pembelajaran Jarak Jauh Daring saat Pandemi Covid-19 di Boyolali Terkendala Jaringan Internet

Salah satu siswa di Boyolali pembelajara jarak jauh selama pandemi Covid-19. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemerintah meliburkan sekolah dan mewajibkan siswa belajar online maupun dari program TVRI di rumah, disaat masa pandemi virus corona atau covid-19 sedang terjadi saat ini. hanya saja tidak semua orang tua memiliki smartphone android untuk belajar online, selain itu tidak semua tempat tinggal dapat mengakses jaringan internet sebagai instrumen pendukung teknologi pembelajaran jarak jauh (PJJ)/daring.

“Iya, padahal di daerah kami tidak semua keluarga siswa punya android atau punya tapi tidak bisa menggunakannya, karena sinyal tidak merata, sekolah meminta anak-anak menonton siaran pendidikan TVRI sesuai jadwalnya. Jika ada penugasan, nanti dikumpulkan kepada gurunya,” ujar Mujiyanto salah satu wali murid di Desa Samiran, kecamatan Selo.

Sementara, instansi terkait di Selo membenarkan, bahwa sebagian keluarga anak didik di wilayahnya tidak memiliki gadget. Pada PJJ lalu, pembelajaran dilakukan antara lain dengan pemberian tugas secara langsung di sekolah dengan pengaturan waktu agar tidak terjadi kerumuman.

“Misalnya anak-anak kelas tertentu datang ke sekolah hari Senin untuk mengambil tugas hari Senin, Selasa dan Rabu. Mereka akan datang lagi ke sekolah hari Rabu untuk mengumpulkasn tugas sekaligus mengambil tugas hari Kamis, Jumat, dan Sabtu. Sedangkan siswa kelas lainnya penugasan diberikan kepada anak lewat orang tua dengan aplikasi WhatsApp,” ujar Biyanto, Koordinator Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali untuk wilayah Kecamatan Selo.

Terpisah, Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto mengakui, sekolah-sekolah di bawah naungannya memiliki kondisi wilayah yang berbeda-beda. Sehingga tenaga pendidik memberikan metode PJJ yang beragam dengan kondisi wilayah masing-masing, artinya guru dapat memilih konsep-konsep pembelajaran yang sesuai dengan level kompetensi peserta didik. namun tidak melanggar protokol kesehatan.

Dijelaskan menjelang tahun ajaran baru nanti, sekolah diminta tetap memberikan PJJ sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah. Namun demikian Darmanto berharap, selama penerapan PJJ para guru dan orang tua lebih berempati satu sama lain.

“Karena dengan adanya PJJ, guru akan menyadari betapa pentingnya peran orang tua untuk menyukseskan pendidikan anak. Sementara, orang tua pun juga memahami betapa sulitnya tugas guru dalam mengajar para siswanya,” ujarnya.