FOKUS JATENG-BOYOLALI-Krisis air bersih mulai dirasakan sebagian warga di Boyolali. Di wilayah Kecamatan Musuk dan Selo, sudah sekitar satu bulan terakhir harus membeli untuk mencukupi kebutuhan air bersih setiap hari.
Mereka membeli air dari truk-truk tangki swasta, yang memang menjual air di musim kemarau. Harganya mulai dari Rp 100 ribu hingga mencapai Rp 250 ribu/tangki dengan kapasitas 6.000 liter. Harga air tersebut bervariasi, tergantung jauh dekatnya lokasi. Semakin jauh, harganya semakin mahal.
“Sampai di Dukuh Jelok (Desa Cluntang, Kecamatan Musuk) harganya Rp 250 ribu,” kata Heri, sopir truk tangki ditemui saat mengisi air di Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali.
Mulyadi salah seorang warga Desa Sruni, Kecamatan Musuk mengaku air hujan yang disimpan dalam bak besar sudah habis beberapa minggu lalu. Diapun terpaksa membeli air dalam tangki untuk mengisi bak air yang ada disamping rumahnya itu.
“Satu tangki maksimal bisa untuk 2 minggu. Itu penggunaanya dihemat,” katanya.
Menurutnya harga air dari tangki ini bervariasi. Tergantung lokasinya. Semakin jauh dan semakin tinggi harganya lebih mahal. “Kalau ditempat saya pertangki mencapai 200 ribu,” katanya.
Baginya, di kondisi sulit seperti sekarang ini tak mudah untuk membeli air. Diapun berharap bantuan air kepada warga dari berbagai pihak bisa lakukan. Kondisi serupa juga dialami warga di Desa Senden, Kecamatan Selo. Sudah sekitar sebulan terakhir ini, warga kesulitan mendapatkan air.
Sumber-sumber air sudah tak mengalir lagi. Warga pun hanya mengandalkan batuan air. “Kondisi ini tiap tahun terjadi. Tiap musim kemarau, warga selalu kekurangan air bersih,” ujar Sardi (43) warga Desa Senden, Kecamatan Selo.
Berkait kondisi tersebut, jajaran PMI Cabang Boyolali telah berupaya mengirimkan bantuan air bersih ke berbagai wilayah yang berdampak secara langsung musim kemarau. Sedikitnya, 50 KK di Desa Senden, Kecamatan Selo mendapatkan air bersih kemarin. ” Disaat Pandemi COVID-19 berbagai layanan PMI tetap dilakukan termasuk Distribusi air bersih,” kata Humas PMI Boyolali, Aziz.
Dijelaskan kegiatan droping air bersih sangat penting untuk membantu warga. Terlebih ditengah kondisi sulit seperti sekarang ini, PMI harus hadir untuk meringankan beban warga. “kendati belum puncak kemarau namun kegiatan droping air ini sudah mulai kami lakukan. Rancananya hingga memasuki musim hujan mendatang,” pungkasnya.