Usai Libur Cuti Bersama, Kasus Covid-19 di Boyolali Tambah 30 Kasus

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Seusai libur panjang pekan lalu, jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 Boyolali bertambah 30 kasus, terhitung sejak Kamis-Senin (20-24/08/2020).

“Per Senin 24 Agustus kemarin, jumlah konfirmasi kasus positif 319. Terdiri dari 51 kasus dalam perawatan, 16 isolasi mandiri. 235 sembuh dan 17 kasus itu meninggal,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, Selasa (25/08/2020).

Dia menyebut selama libur panjang lalu terjadi penambahan kasus yang cukup tinggi. Penambahan kasus Covid-19 di Boyolali ini didominasi dari pasien suspec yang ada di beberapa rumah sakit di wilayah Solo dan Boyolali.
Hasil penelurusan, diketahui pasien suspec Covid-19 ini memiliki riwayat melakukan kontak erat dengan penderita Covid-19.

“Pelaku kontak erat dengan penderita Covid-19 ini yang mendominasi penambahan kasus positif di Boyolali selama lima hari terakhir ini atau saat libur panjang lalu,” katanya.

Dengan demikian, penyebaran Covid-19 di Boyolali masih harus diharus diwaspadai.
Disebutkan, dari 23 klaster penyebaran virus Corona, 11 klasternya masih aktif menebar ancaman Covid-19. “Boyolali sampai saat ini juga masih termasuk zona merah atau zona risiko tinggi berdasarkan skoring indek kesehatan masyarakat dengan nilai 1,21,” katanya.

Menurut Kadinkes, hasil penyelidikan epidemiologi terhadap kasus COVID-19 di Boyolali yang dilaksanakan oleh tim surveillance, di Boyolali teridentifikasi terdapat 23 klaster COVID-19. 11 klaster aktif penularan Covid-19 ini terdiri dari klaster BMT. Sampai sekarang pihaknya masih menemukan penambahan penderita Covid-19 dari berbagai kontak erat pasien yang berasal dari klaster BMT ini.

Selanjutnya, Klaster Jakarta. 21 kasus dari klaster Jakarta ini terus menebar virus Corona. “ (Klaster) Ini memang agak sulit untuk diidentifikasi, karena dari berbagai lokasi yang berbeda,” katanya.

Kemudian klaster tenaga kesehatan (Nakes) yang tak teridentifikasi juga masih aktif menularkan Covid-19. Sembilan Kasus nakes kesulitan dijadikan satu kasus penularan. Demikian halnya, 6 kasus dari Klaster Nakes RS dr. Moewardi Surakarta dan 3 kasus di Klaster Pra Pendidikan program pendidikan dokter spesialis (PPDS) RS dr Moewardi juga masih aktif.

Dijelaskan, dari klaster RS UNS Surakarta terdapat 5 kasus dan sekarang masih berlangsung. Dan klaster Kantor kesehatan pelabuhan (KKP) Semarang 6 pasien, saat ini kasusnya juga masih berlangsung. “Ada lagi klaster dari Solo yang agak sulit kita identifikasi karena tersebar. Dan ada klaster baru yakni salah satu pasien dari Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak,” ujarnya.

Satu pasien dari klaster baru itu telah menyebarkan Covid-19 kepada 5 orang. Selain itu Pasien dari Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo juga sama menyebarkan virus Corona. Sedikitnya ada 4 orang yang terkonfirmasi positifi Covid-19 dari pasien berinisial YSR itu.

Klaster terakhir yang masih aktif itu, menurut Ratri berasal dari Tim Reaksi Cepat BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Boyolali.