FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kementerian Pertanian menargetkan luas tanam kedelai dalam program pengembangan tanaman kedelai tahun 2020 seluas 3000 hektare. Sementara hasil sosialisasi kepada para petani di Kabupaten Boyolali yang diserap sebanyak 852 ha yang tersebar di (11) sebelas Kecamatan.
“Program pemerintah Kabupaten Boyolali untuk menyiasati ketersediaan dan kebutuhan kedelai di dalam negeri dengan membuat program pengembangan tanaman kedelai,” Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto disela Panen Kedelai Bersama Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali dan Kelompok Tani Pangudi Luhur Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro, Rabu (26/8/2020).
Dijelaskan, sentra kedelai di Boyolali tersebar di Kecamatan Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Simo, dan Sambi. Pada tahun 2020 luas panen kedelai di Kabupaten Boyolali diperkirakan meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 695 ha dengan produksi 703 ton. kini menjadi 1.205 ha luas panen dengan standing crop akhir Juli seluas 510 ha dan produksi 1.808 ton di tahun 2020 ini.
“Peningkatan panen kedelai di Boyolali dikarenakan juga luasan bantuan kedelai tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya, yaitu 1.142 ha dibandingkan 97 ha. Selain itu provitas dan produksi kedelai tahun ini juga meningkat karena curah hujan yang relatif cukup,” imbuhnya.
Kendati demikian Bambang mengakui, kedelai saat ini merupakan komoditas yang cukup sulit di pasaran dan tidak mudah untuk mengembangkan di Indonesia. Akan tetapi di Boyolali khususnya di Kecamatan Wonosegoro tanaman kedelai dapat tumbuh dengan subur dan kini siap untuk dipanen.
“Kedelai ini memang agak susah, padahal kebutuhan dalam negeri banyak , tapi sulit untuk dikembangkan. Selain kurang minatnya petani sendiri, penyebab lainnya adalah sulitnya mendapatkan benih,” katanya.
Atas kondisi tersebut, pemerintah telah menyiapkan program untuk ikut mendukung kelompok tani pengembangan tanaman kedelai dengan menyediakan benih kedelai dan membantu pemasarannya dengan menghubungkan petani kedelai dengan pembeli.
“Kami berharap kedepannya mari ditingkatkan cara bercocok tanamnya. Sambil melihat daerah lain yang hasilnya bagus, kita tiru dan kita terapkan, sehingga nanti hasil kedelai ini semakin bagus lalgi.” katanya.
Sementara, Kelompok Tani Desa Banyusri Kecamatan Wonosegoro sangat menyambut baik program pengembangan tanaman kedelai dari pemerintah tersebut, disisi lain juga mendapatkan bantuan benih kedelai dari pemerintah.
Hanya saja, para petani mengaku terkendala dalam hal perontokan biji kedelai. Untuk itu para kelompok tani mengharapkan adanya bantuan alat perontok biji kedelai.
“Supaya semakin memudahkan para petani, jika ada perontok kedelai. Dan pemasaran kedelai lebih mudah lagi.” ujar Parjan, Ketua Kelompok Tani Pangudi Luhur Desa Banyusri, Wonosegoro.