Belajar Tatap Muka Ditunda Lagi Gara-gara Zona Merah

zona merah (/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Gara-gara 22 wilayah kecamatan masuk zona merah Covid-19, proses belajar-mengajar secara tatap muka ditunda lagi. Padahal sebelumnya direncanakan proses pembelajaran bagi siswa SMP ini akan dimulai Senin (7/9/2020) pekan depan.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali terpaksa menunda proses belajar tatap muka bagi siswa SMP.

“Kami memutuskan menunda pembelajaran tatap muka bagi siswa SMP. Pasalnya, kondisi wilayah masih dalam zona merah Covid-19, mengingat dari 22 wilayah kecamatan semua masuk zona merah, kecuali Kecamatan Selo yang masuk zona kuning,” kata Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, Jumat (4/9/2020).

Darmanto menegaskan tercatat sebanyak 54 SMP diizinkan menggelar kegiatan tersebut berdasarkan hasil verifikasi sebelumnya. Sekolah tersebut masuk kategori sangat siap. Adapun, sesuai keputusan bersama Mendikbud, Mendagri, Menag dan Menkes maka kegiatan tatap muka pendidikan harus memenuhi empat unsur. Yaitu, pertama tata periksa menyangkut infrastruktur protokol kesehatan.

“Kondisi ini sudah dipenuhi oleh sekolah yang ada,” ujarnya.
Selanjutnya, papar Darmanto, persetujuan dari orang tua siswa yang juga sudah dipenuhi. Yang setuju, maka siswa bisa mengikuti pembelajaran tatap muka dan yang tak setuju tetap mengikuti pembelajaran secara online. Unsur

ketiga adalah zona atas sebaran Covid-19 serta izin dari dinas terkait setempat.
“Masalahnya Boyolali masih zona merah sehingga diputuskan belum bisa dilakukan pembelajaran tatap muka. Kami tunda hingga kondisi memungkinkan,” kata Darmanto.

Diakui, pembelajaran tatap muka sangat penting. Mengingat tidak semua guru bisa mengoperasikan ponsel android secara maksimal. Apalagi, pihaknya juga belum melakukan pelatihan bagi para guru. Selain itu, tidak setiap siswa memiliki ponsel android.

“Belum lagi keberadaan sinyal ponsel yang sulit ditangkap di sebagian wilayah.”

Kepala SMPN 2 Boyolali, Agus Winarno mengakui siap melaksanakan semua keputusan Disdikbud setempat. Pihaknya mengungkapkan, fasilitas pendukung untuk pembelajaran tatap muka di era new normal sudah siap.
Antara lain, tempat cuci tangan dan sabun di setiap kelas. Kemudian ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) lengkap dengan aneka obat- obatan. Juga disiapkan thermogun untuk mengecek suhu tubuh para siswa dan guru.
Hanya siswa dan guru yang benar- benar sehat diizinkan datang ke sekolah.

Pihak sekolah bahkan sudah menjalin koordinasi dengan PMI, Puskesmas dan Dinkes Boyolali, termasuk ketersedian APD.

“Mau bagaimana lagi, kami tetap patuhi keputusan Disdikbud,” pungkasnya.