FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali melakukan screening masal di Pasar Sapi (Singkil) Sunggingan, menyusul ditemukannya sejumlah penderita COVID-19 yang berprofesi sebagai blantik atau pedagang sapi.
“Kita menemukan ada beberapa klaster itu yang mempunyai profesi yang hampir sama, yaitu profesi pedagang sapi atau di bahasa Jawa istilahnya blantik. Dengan adanya kesamaan profesi ini, Dinas Kesehatan melakukan sreening massal di Pasar Sapi Sunggingan,” kata Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina. Selasa (8/9/2020).
Kegiatan yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali bekerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta. Kegiatan digelar bersamaan hari pasaran pahing di pasar tersebut.
Sejak pagi, para pedagang yang datang langsung diminta menjalani screening dengan cara tes usap (swab) di tenda kesehatan yang telah disiapkan di pintu pasar hewan terbesar di Jateng tersebut. Screening itu dilakukan baik kepada para pedagang maupun masyarakat pengunjung pasar.
“Tak hanya swab, namun juga kami berikan penyuluhan. Hasil screening ini akan dijadikan bahan untuk menentukan langkah selanjutnya,” kata Ratri S Survivalina di sela kegiatan swab.
Dijelaskan, kegiatan swab yang menyasar para pedagang hewan, pemilik kios dan pengunjung Pasar Singkil dilakukan mengingat adanya dua pedagang hewan yang sudah dinyatakan positif Covid-19. Keduanya adalah Syo asal Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo dan Ysr asal Kecamatan Musuk.
Sejauh ini, kedua pasien ini telah membentuk klaster tersendiri. Kasus Syo sudah ada tujuh kontak erat yang dinyatakan positif dan dari Ysr sudah ditemukan 10 kontak erat yang positif Covid-19. Hingga kini, pihaknya masih terus menelusuri kontak erat kedua pasien itu.
Adapun data perkembangan Covid-19, hingga Senin (7/9) tercatat sebanyak 626 kasus atau bertambah 23 kasus. Penambahan kasus kebanyakan adalah kontak erat yang sudah ada sebelumnya. “Jadi terkait dengan klaster sebelumnya. Ada yang bertambah satu orang, ada yang dua dan ada pula yang tiga orang,” kata Ratri.
Ratri berharap, masyarakat semakin patuh dan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan ini, untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Boyolali. Sehingga penyebaran virus Corona bisa segera berakhir. “Kami mengimbau masyarakat semakin menggerakkan protokol kesehatan COVID-19,” pungkasnya.