FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina mengatakan bahwa tren kasus positif Covid 19 di Boyolali terus mengalami kenaikan sejak dua pekan ini. Seiring lonjakan kasus tersebut, Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Boyolali pun kini hampir seluruhnya penuh, Selasa (8/9/2020).
“Kondisi rumah sakit di Boyolali, saat ini di RSUD Pandan Arang di ruang Brotowali yang merawat pasien kasus berat, itu sebenarnya belum penuh. Masih memungkinkan untuk merawat. Namun yang penuh itu yang di Rusunawa (RSDC),” kata Ratri S Survivalina.
Atas kondisi tersebut, Ratri menjelaskan, pihaknya akan melakukan pemilahan pasien yang di rawat di RSDC. Dimana RSDC hanya untuk yang bergejala sedang hingga berat. Sedangkan yang gejala ringan dan tanpa gejala diarahkan untuk melaksanakan isolasi mandiri.
“Di di Rusunawa itu kemarin lebih banyak memang dirawat kasus-kasus positif yang asimptomatik. Namun sekarang akan kita seleksi, dimana yang masuk disana itu adalah kasus suspect yang bergejala sedang sampai berat. Untuk gejala ringan dan tanpa gejala kita arahkan untuk isolasi mandiri,” ujarnya.
Dijelaskan, data perkembangan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Boyolali hingga hari ini sejumlah 626 kasus. Dengan rincian, yang menjalani perawatan sebanyak 106 orang, isolasi mandiri 202 orang, selesai isolasi 273 orang dan meninggal dunia 22 orang.
Adapun strategi penanganan pasien COVID-19 di Boyolali, menurut Ratri, sudah saatnya dilakukan pemilahan, yakni antara yang bergejala dan tidak bergejala. Pasien yang tidak bergejala cukup menjalani isolasi mandiri, dengan demikian tidak berpotensi menular ke lingkungan sekitarnya atau tidak menambah kasus penularan Covid 19.
“Itu memang penting ya, dan itu tidak perlu dilakukan oleh pemerintah. Sebenarnya cukup melalui kemandirian masyarakat masing-masing dengan berbasis jogo tonggo atau pengawasn dari tetangga-tetangga supaya ada fungsi kontrol bahwa yang bersangkutan itu memang benar-benar melaksanakan fungsi isolasi secara mandiri,” katanya.
Sedangkan kasus-kasus yang bergejala atau suspect, lanjut dia, itu memang harus dirawat di rumah sakit. Kecuali yang masih bergejala ringan.
“Nah untuk yang kasus suspect ini memang harus mendapatkan penanganan khusus karena mereka biasanya memang sudah ada kegagalan dalam pembentukan sistem imun. Sehingga bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih parah karena adanya kegagalan sistem imunnya tersebut dan itu memang perlu bantuan dari perawatan di rumah sakit,” katanya.
Ratri S Survivalina menandaskan, kapasitas di RSDC yang menempati Rusunawa di Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo itu akan ditambah. Saat ini kapasitas RSDC sekitar 70 tempat tidur yang menempati lantai satu hingga 3.
“Ada kemungkinan memang ditambah kapasitasnya sampai ke lantai 5. Jadi bisa menambah kurang lebih ya 40-an tempat tidur. Ini sedang berproses, kita usahakan selalu berproses, sambil kita selalu melaksanakan seleksi mengenai kasus-kasus positif ini untuk yang mauk ke Rusunawa ini yang bergejala sedang sampai berat,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya menegaskan pentingnya masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat di tengah masyarakat. “Tetap memakai masker saat keluar rumah dan rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer,” pungkasnya.