FOKUS JATENG-BOYOLALI-BPJS Kesehatan Cabang Boyolali bekerja sama terkait pengelolaan sampah masyarakat di Bank Sampah yang akan digunakan untuk pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Salah satunya adalah Bank Sampah Melati yang berlokasi di kampung Surodadi RT 05 RW 09 Kelurahan Siswodipuran, Kabupaten Boyolali yang berinisiatif untuk membiayai satu orang pengurusnya untuk terdaftar ke dalam Program JKN-KIS.
“Kami berharap kehadiran Bank Sampah Melati ini bermanfaat bagi warga sekitar. Pengurus bank sampah ini tidak mendapatkan apa-apa karena memang bekerja sebagai relawan. Kami hanya membantu sedikit dengan membayarkan iuran JKN-KIS pengurus yang masih belum terdaftar ke dalam Program JKN-KIS. Harapan kami memang manfaat bank sampah ini kembali ke warga sekitar,” ujar Direktur Bank Sampah Melati, Siti Rahaju, yang kerap disapa Yayuk
Ia menuturkan terwujudnya inovasi pembayaran iuran JKN-KIS melalui bank sampah ini berkat adanya dukungan penuh dari BPJS Boyolali. Nantinya, masyarakat yang ingin mendaftar jadi peserta JKN-KIS dipermudah cara pembayaran iurannya dengan cara menabung sampah.
“Selain membantu lingkungan tetap bersih, masyarakat mendapat keuntungan ekonomis dengan menabung sampah. Sampah tersebut akan dikelola oleh bank sampah dan akan menghasilkan sejumlah uang. Dari uang inilah yang nantinya digunakan masyarakat untuk membayar iuran BPJS-nya,” ujarnya.
Pihaknya bersama relawan bank sampah yang lain senantiasa mengingatkan warga sekitar agar secara mandiri memilah dan mengolah sampah. Sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah menurutnya sudah harus dalam bentuk residu, yaitu sampah yang memang sudah tidak bisa diolah lagi.Untuk sampah organik atau dedaunan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk tanaman, sedangkan sampah unorganik dapat diolah atau disetorkan ke bank sampah.
Ruang lingkup Bank Sampah Melati memang kecil, setiap harinya sampah-sampah plastik di lingkungan RT dan RW semakin berkurang, hal tersebut memang yang diharapkan oleh Yayuk. Apabila semakin banyak maka justru perilaku masayarakat menjadi semakin konsumtif. Kini hampir di setiap RT ada bank sampah yang berada di bawah bimbingan bank Sampah Melati.
“Kalau badan kita sehat, kita bisa berkarya dan beraktivitas. Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan karena sakit, selain itu juga bisa berinvestasi dengan menabung di bank sampah. Tidak masalah hanya sedikit, yang penting rutin,” katanya.
Terpisah, Humas BPJS Kesehatan Boyolali, Ismi mengemukakan melalui inovasi bank sampah tersebut pihaknya berharap masyarakat bisa tahu bahwa ternyata sampah ada nilai ekonominya. Sehingga masyarakat nantinya akrab dengan sampah, terutama sampah plastik.
“Adanya inovasi ini akan meringankan beban masyarakat, karena mereka sudah punya tabungan di bank sampah. Nantinya masyarakat Boyolali membayar iuran JKN-KIS menggunakan tabungan di bank sampah. Saya berharap inovasi ini bisa jadi percontohan daerah lainnya,” pungkasnya,