FOKUS JATENG-BOYOLALI-Antisipasi penyebaran virus Corona saat pelaksanaan Pilkada. Satu persatu badan adhoc penyelenggara pemilu di Boyolali di rapid test. Langkah ini merupakan bagian dari penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid 10 dalam tahapan Pilkada.
Menurut Komisioner KPU Boyolali, Divisi Hukum dan pengawasan, Maya Yudhayanti Penyelenggara pemilu tak boleh jadi sumber penularan virus Corona. Untuk itu, seluruh penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Boyolali 9 Desember mendatang dilakukan rapid test.
Pekan ini, rapid test masih menyasar Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat desa dan kelurahan. “Saat ini, masih dalam tahapan rapid tes bagi PPS se Kabupaten Boyolali,” katanya.
Dijelaskan, jika sebelumnya, seluruh Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) telah dilakukan rapid tes, kali ini giliran PPS. Targenya, pelaksanaan rapid tes terhadap 1.602 orang petugas PPS itu bisa selesai Jumat (16/10) pekan depan. “Disetiap desa dan kelurahan ada 6 petugas. 3 orang anggota PPS dan 3 orang petugas dari sekretariat,” katanya.
Pelaksanaan Rapid tes ini tersebar di 25 Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersebar di 22 kecamatan di Boyolali. Dengan begitu, tak terjadi kerumunan masa yang banyak selama pelaksanaan rapid tes ini. “Dengan memastikan kesehatan para petugas maka kami bisa memberi kepastian kepada masyarakat bahwa penyelenggara pemilu dipastikan tidak terinfeksi Covid-19 selama bertugas menyelenggarakan Pemilihan Bupati-Wakil Bupati Boyolali 2020 ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KPU Boyolali, Ali Fachrudin mengatakan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di jajaran KPU Boyolali telah dilakukan. Mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga pelaksanaan rapid test. “Kami juga telah mengurangi kegiatan tatap muka yang melibatkan masa banyak. Seluruh kegiatan tahapan dilakukan secara virtual. Termasuk sosialisasi kepada masyarakat, banyak dengan cara daring,” pungkasnya.