Khawatir Muncul Klaster Baru, Kampanye Pilkada di Boyolali Tak Ada Arak-arakan

Sesepuh PDIP Boyolali Seno Kusumoarjo (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Tidak ada arak-arakan kampanye di Boyolali, Tim sukses pasangan calon M Said Hidayat- Wahyu Irawan (Said- Iwan) diharapkan tidak menggelar kampanye. hal itu dikarenakan masih terjadi wabah Covid 19.

“Saya sudah memohon pak Paryanto yang juga menjabat Ketua DPRD Boyolali, dan paslon Said-Irawan, tidak ada kegiatan kampanye Pilkada 2020, karena dikhawatirkan muncul klaster baru pada masa pandemi COVID-19,” kata kata sesepuh PDIP Boyolali Seno Kusumoarjo, saat acara silaturahmi dengan para tokoh masyarakat Kecamatan Mojosongo, di Boyolali, Rabu (14/10/2020).

Ia menegaskan untuk apa melaksanakan kegiatan kampanye Pilkada 2020, kalau hanya memunculkan klaster-klaster baru COVID-19 di Boyolali. “Apa senangnya paslon Said-Irawan dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali, jika warganya nanti terkena COVID-19,” ujarnya.

Kendati, dirinya menjadi sesepuh di Partai PDIP Boyolali, tetapi dirinya memohon kepada Ketua DPC PDIP Paryanto dan paslon, untuk pengertiannya tidak perlu kampanye, menurut Seno, yang terpenting sudah komunikasi dengan warga sebaik-baiknya, dan tidak perlu mengadakan rapat besar seperti kampanye di masa pendemi.

“Kami meminta Ketua DPRD Boyolali Paryanto, paslon Said-Irawan juga sebagai tokoh, dan para tokoh masyarakat lainnya mari ikut menyebar-luaskan soal 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak guna mencegah penyebaran COVID-19,” kata Seno.

Selain itu, Pemerintah Pusat juga sudah mengambil kebijakan yang teruji dan efektif pertama selalu pakai masker. Pakai masker itu, tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang lain dari penyebaran virus. “Masker sudah menjadi budaya kami, maka penyebaran COVID-19 akan semakin menurun. Bukan khayalan jika nanti di Boyolali menjadi zero COVID-19, jika masyarakat memahami semuanya,” katanya.

Seno menambahkan pihaknya juga meminta kepada tokoh masyarakat atau kepala desa di lingkungannya masing-masing agar selalu memantaunya kondisi warganya jika ada gejala langsung dilaporkan ke Puskesmas atau Satgas COVID-19, agar ditidaklanjuti.

“Kami tidak ingin kejadian di Desa Pulutan Nogosari pada pekan sebelumnya, terulang lagi. Salah satu warganya yang positif COVID-19, dibiarkan kegiatan sehari-hari, sehingga menimbulkan klaster keluarga hingga 9 orang positif. Hal ini, jangan sampai terulang lagi,” katanya.

Senada, Ketua DPRD Boyolali S Paryanto mengatakan warga perlu diberikan pemahaman sehingga tidak perlu khawatir hadir untuk memberikan hak suaranya ke TPS-TPS pada Pilkada Boyolali 2020. Sehingga, partisipasi pemilih semakin baik dan meningkat dibanding pemilu sebelumnya.

“Kami berikan pemahaman kepada masyarakat tidak perlu khawatir soal keamanan penyebaran COVID-19, karena penyelenggaran Pilkada akan melakukan sesuai Protokol kesehatan di TPS=TPS,” katanya.

Sementara itu, dari data Dinkes Boyolali, kasus konfirmasi Covid-19 hingga Rabu (14/10) tercatat sebanyak 959 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 119 orang masih dirawat, isolasi mandiri 63 orang, selesai isolasi 740 dan meninggal 37.

“Dari tanggal 10- 14 OKtober, pertambahan kasus sebanyak 14 orang,” ujar Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina.