FOKUS JATENG-BOYOLALI-Dipenghujung kemarau membuat warga di sebagian wilayah Boyolali masih mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih. Sejumlah elemen masyarakat Boyolali bertindak dengan menyuplai air bersih ke sejumlah wilayah rawan air bersih. Setidaknya, sudah puluhan tangki air bersih didistibusikan ke warga yang membutuhkan.
“Bantuan diberikan kepada warga di kawasan rawan air bersih,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Bambang Sinungharjo.
Menurut Bambang Sinung, droping air bersih tetap dilakukan kendati hujan sudah mulai turun. Hal itu dikarenakan hujan belum merata dan kekurangan air bersih masih terjadi di sejumlah tempat.
“Ini sesuai dengan SK Bupati tentang Tanggap Darurat Kekeringan yang berlangsung mulai tanggal 1 Agustus hingga 31 Oktober,” ujar Bambang Sinungharjo disela- sela penyerahan bantuan air bersih dari pengelola dana sosial Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Boyolali, Jumat (16/10/2020).
Dijelaskan, bantuan air bersih terus dilakukan di kawasan kekeringan atau kekurangan air bersih. Adapun daerah rawan kekurangan air bersih di Boyolali adalah Juwangi, Kemusu, Wonosamodro, Wonosegoro, Selo, Musuk dan Tamansari. Bantuan dari BPBD sebanyak 400 tangki, Kesra Setda Boyolali sebanyak 200 tangki.
“Juga dari PMI 100 tangki serta pihak ketiga sekitar 800 tangki, termasuk bantuan 35 tangki air bersih dari Dansos DAPM ini.”
Ketua Dansos DAPM Boyolali, Murjiyanto menjelaskan, selain bantuan air bersih sebanyak 35 tangki, pihaknya juga menyerahkan bantuan 5 buah tandon air kapasitas 5.000 liter. Bantuan diplot untuk wilayah Boyolali bagian utara.
“Yaitu, wilayah Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro dan Kecamatan Kemusu,” katanya.
Bantuan itu senilai Rp 59 juta dari total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 180 juta. Selain itu, pihaknya juga sudah menyerahkan bantuan APD bagi tenaga kesehatan untuk pencegahan persebaran wabah Covid 19.