FOKUS JATENG-BOYOLALI-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Boyolali mendorong peserta untuk memanfaatkan fitur Pelayanan Administrasi dengan Whatsapp (Pandawa). Layanan ini sebagai bentuk komitmen memberikan kemudahan kepada masyarakat tanpa kerumunan dengan layanan secara daring. Hal itu juga dalam rangka memutuskan rantai penyebaran virus corona. Dengan Pandawa masyarakat bisa memanfaatkan beragam layanan tanpa harus datang langsung ke kantor BPJS Kesehatan.
“Masyarakat bisa komunikasi dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan tidak perlu datang ke lokasi, tetapi melalui layanan Pandawa untuk memudahkan komunikasi antara dokter dengan pasien JKN-KIS,” kata Kapala BPJS cabang Boyolali, Juliansyah usai menghadiri Media Workshop dan Anugerah Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan 2020 yang dilakukan nasional secara daring di Boyolali.
Dijelaskan, BPJS Kesehatan sebelumnya telah sukses menghadirkan berbagai fitur di Mobile JKN dalam bentuk aplikasi melalui telepon genggam. Namun dengan Pandawa, masyarakat bisa menikmati layanan hanya melalui pesan singkat/chat Whatsapp melalui nomor Pandawa di masing-masing daerah.
Pandawa bisa dimanfaatkan untuk layanan pendaftaran baru, tambah anggota keluarga, daftar bayi baru lahir, ubah jenis kepesertaan, ubah data identitas, ubah data golongan dan gaji, ubah puskesmas/klinik/dokter praktik perorangan, penonaktifan peserta meninggal, perbaikan data ganda, pengaktifan kembali kartu.
“Kami berharap FKTP juga proaktif untuk menghubungi peserta BPJS Kesehatan, paling tidak menanyakan bagaimana kabarnya dalam keadaan sehat dan sebagainya. Cara ini paling aman dalam kondisi pandemi COVID-19 guna mengurangi resiko penularan,” kata Juliansyah.
Menyinggung peserta yang menderita penyakit kronis dan harus datang langsung ke RS pada masa pandemi, pihaknya mempunyai kebijakan yakni memberikan obat tidak untuk sebulan sekali, tetapi bisa untuk dua bulan sekaligus, sehingga, peserta tidak sering ke rumah sakit.
Juliansyah mengatakan jumlah peserta BPJS Kesehatan Boyolali sebanyak 861.847 orang atau sekitar 81.13 persen dari jumlah penduduk di kabupaten ini, yakni 1.062.359 jiwa. “Tahun ini kami ditargetkan bisa merekrut peserta BPJS Kesehatan sekitar 237.000 peserta, realisasi sekarang baru 230.000 peserta, sehingga masih kurang 7.000 orang,” katanya.