FOKUSJATENG – SOLO – Ruang digital bakal semakin banyak digunakan dalam penyelenggaraan Pilkada 2020 lantaran adanya pandemi Covid-19. Hal ini menambah potensi ruang digital yang tidak sehat, karena bukan tidak mungkin akan bermunculan informasi-informasi 2 yang mengandung hoaks ataupun SARA.
Meskipun demikian, pemerintah dan masyarakat dituntut untuk tetap mampu mewujudkan demokrasi yang sehat dan berkualitas. Bawaslu RI telah menginisiasi upaya tersebut dengan membuat nota kesepakatan aksi (Memorandum of Action/MoA) bersama KPU serta Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengawasi konten internet Pilkada Serentak 2020.
“Pemanfaatan ruang digital yang positif dalam Pilkada Serentak kali ini diharapkan dapat menjadi kunci untuk mendorong tingkat partisipasi masyarakat pada 9 Desember 2020 mendatang, terutama dari generasi muda yang mendominasi ruang-ruang digital yang ada saat ini,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Bambang Gunawan mengawali adanya diskusi yang digelar di Emerald Grand Ballroom Solo Paragon Hotel, Kamis (13/11/2020).
Karena untuk diketahui, pada Pemilu untuk memilih presiden, wakil presiden, dan anggota legislatif baik tingkat nasional maupun lokal secara serentak tahun 2019 lalu, pemilih didominasi oleh kelompok muda. Jumlah pemilih di bawah usia 35 tahun mencapai 79 juta orang atau sekitar 60 persen dari total pemilih 5.035.887 orang.
Sebagai kelompok yang idealis dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, generasi muda berdiri pada posisi netral, tidak memihak kecuali kepada kebenaran dan keadilan. Generasi muda juga diharapkan dapat mengambil peran, baik pada pra dan pasca pemungutan suara, misalnya menjadi relawan aktif dalam memverifikasi keakuratan data.
Besarnya potensi dan pengaruh suara pemuda ini menjadikan mereka sebagai sasaran bidik yang penting dalam sosialisasi dan agenda kampanye partai-partai politik dan kandidatnya. Kaum muda Generasi Z, sebagai digital native angkatan pertama, perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut sebagai upaya meningkatkan daya kritis mereka sehingga pilihan-pilihan politik (voting behavior) mereka masuk kedalam kategori pemilih rasional yang akan memberikan kontribusi positif dalam Pilkada Serentak 2020.
Berdasarkan hal tersebut, maka Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Monumen Pers Solo bermaksud menyelenggarakan Forum Sosialisasi dengan tema “Peran Mahasiswa dalam Menyukseskan Pemilihan Serentak 2020 di Ruang Digital”.
Forum ini, lanjut Bambang, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman generasi muda terkait pemanfaatan ruang digital dalam Pilkada Serentak 2020 di tengah pandemic COVID-19 serta mendorong partisipasi aktif dari mereka. Pengakuan terhadap dampak partisipasi generasi muda akan menjadi modal penting bagi siapapun yang berkepentingan di dalam kontestasi politik, baik itu sekarang ataupun dimasa yang akan datang.
Adapun diskusi ini melibatkan sejumlah nara sumber, yakni Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemkominfo Widodo Muktiyo, Rektor Universitas Sebelas Maret Jamal Wiwoho, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anif.