FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sejumlah sekolah negeri dan swasta di Boyolali mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, sejak satu pekan kemarin. Kegiatan ini disambut gembira siswa meskipun dengan pemberlakukan ketat protokol kesehatan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto menyampaikan ada 19 sekolah di Boyolali yang melaksanakan simulasi pembalajaran tatap muka.
“Ada 19 sekolah Negeri dan Swasta yang menggelar uji Coba pembelajaran langsung ini. Hanya sekolah yang ada di Kecamatan Selo yang tak melakukan uji Coba mengingat masuk dalam ketegori rawan bencana (KRB),” katanya. Selasa (24/11/2020).
Dijelaskan sejak sepekan lalu sekolah sekolah mulai melaksanakan uji Coba pembelajar di sekolah. Dengan rekomendasi dan pantauan ketat dari Tim Gugus Tugas Kecamatan, sekolah tersebut mulai memasukkan anak didiknya ke sekolah.
“Uji Coba ini terus dilaksanakan. Sehingga pada saatnya (sekolah tatap muka) nanti seluruh sekolah sudah siap,” katanya.
Menurutnya, pelaksanaan uji coba ini untuk memastikan kesiapan sekolah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, supaya tak terkadi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sehingga dalam uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini, seluruh sarana prasarana protokol kesehatan sudah harus lebih dulu siap. Selain itu, dalam pelaksanaan kegiatan belajar di Sekolah, berlangsung maksimal hanya 3 jam saja.
Kemudian, jumlah siswa yang berada dikelas juga harus dibatasi. Sehingga perlu diatur jadwal masuk antar kelas atau antar rombongan belajar (Rombel) disetiap kelas. “Pembelajaran dalam tahap uji coba ini juga untuk memberikan materi kepada siswa mengenai materi yang belum tersampaikan kepada siswa,” ujarnya.
Ia berharap, pelaksanaan uji coba sekolah tatap muka ini berjalan lancar tanpa membebani guru maupun siswa. Dengan demikian pelaksanaan ujian akhir semester siswa yang akan dilaksanakan akhir Desember mendatang bisa dilakukan dengan cara tatap muka. Hal itu supaya, hasil ujian akhir semester siswa lebih bekualitas. Mengingat ujian semester melalui daring, belum bisa dipastikan bahwa soal yang diberikan benar-benar dikerjakan sendiri oleh siswa. “Tapi harus menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.