FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemkab Boyolali menyebutkan dari 24 klaster yang masih aktif penyebaran Covid-19, klaster keluarga dan tempat kerja masih menjadi momok penularan virus corona.
“Melihat perkembangan klaster penyebaran Covid-19 saat ini lebih ke klaster keluarga dan tempat kerja. Ini kami minta supaya protokol kesehatan lebih diperhatikan lagi,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina, Selasa (24/11/2020).
Berdasarkan data perkembangan kasus Covid 19 di Boyolali, Ratri menyebut, selama sepekan terhitung sejak tanggal 17-23 November 2020 penambahan kasus Covid-19 terbilang cukup banyak. Totalnya mencapai 245 kasus.
Dari penambahan kasus selama sepekan tersebut, kasus konfirmasi positif dari klaster tempat kerja terbilang cukup banyak. Tercatat 47 karyawan pabrik di wilayah Kecamatan Banyudono dan 10 karyawan dari tempat kerja di Kecamatan Ngemplak dinyatakan positif Covid-19.
“Sudah kami lakukan penelusuran terhadap dugaan klaster tempat kerja itu. Karena 47 karyawan yang terkonfirmasi positif itu hanya dari Boyolali saja. Jumlah lebih dari itu dan ditangani oleh Dinas Kesehatan asal karyawan yang bersangkutan,” ujarnya.
Ratri S Survivalina menuturkan selain klaster tempat usaha, juga masih ada puluhan kasus baru penularan virus corona dari klaster keluarga. sisanya tersebar dari Klaster lainnya yang masih aktif yakni klaster piknik, pengajian, besuk orang sakit, dan les mengaji.
Mengenai penyebab munculnya klaster tempat usaha dan sejumlah klaster lainnya, Ratri S Survivalina menyebut akibat kurang diterapkannya protokol kesehatan, untuk itu pihaknya meminta agar protokol kesehatan di tempat tinggal atau di tempat kerja lebih diprioritaskan lagi. Disusul, kesediaan masyarakat untuk proaktif tes swab secara mandiri.
Ia menambahkan, jika ada masyarakat merasakan gejala ke arah penularan virus corona, kemudian proaktif melakukan tes usap ternyata akhirnya positif, dan ditemukan kontak eratnya kemudian bisa dilakukan karantina untuk memutus penularan mata rantai penyebaran COVID-19.
“Jadi bukan hanya tes proses tracing karena kontak erat. Karena, ada beberapa kasus muncul berkat kesadaran masyarakat untuk melakukan testing (tes swab) secara mandiri,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Tenaga Kerja (Dinkopnaker) Boyolali, M. Syawaludin menambahkan telah meminta perusahaan tempat karyawan yang positif Covid-19 tersebut melakukan desinfeksi mandiri. Karyawan lain yang melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19 tersebut juga diminta untuk melakukan isolasi mandiri sampai keluarnya hasil tes swab.
“Kami juga minta perusahaan untuk memperketat penerapan protokol kesehatan di lingkungan kerjanya,” katanya.
Dengan kesadaran pencegahan pandemi di tempat kerja, produktivitas usaha dan pekerja akan berangsur pulih, dan perekonomian di Boyolali berangsur normal. Kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan, menurutnya, adalah bagian dari upaya perlindungan atas keberlangsungan usaha sekaligus melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja di tepat kerja.