FOKUS JATENG-BOYOLALI-Antisipasi dampak erupsi Merapi, selain melakukan intervarisir jumlah dan lokasi untuk pengungsian warga di kawasan rawan bencana (KRB) 3, kecamatan Selo. Lokasi pengungsian juga disiapkan untuk hewan ternak yang jumlahnya ribuan ekor.
Menurut Sekretaris Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Selo, Ody Dasa Fitranto, hewan ternak warga juga bagian penting dan harus dievakuasi saat Merapi Erupsi nanti. Dengan demikian, pihaknya berupaya terus mematangkan skema evakuasi untuk antisipasi dampak bencana Merapi
“Jangan sampai ada hewan ternak yang ketinggalan dirumah sehingga tak ada yang mengurus,” katanya, Senin (18/1/2021).
Dijelaskan, selain melakukan inventarisir jumlah ternak, pihaknya berupaya agar hewan ternak milik warga yang berada di pengungsian nantinya tidak akan tertukar. Tindakan yang dilakukan antara lain, seluruh hewan ternak diregestrasi dengan memasangkan neck tag pada setiap telinga hewan ternak warga. kemudian hewan ternak warga ini didata dengan lengkap dan akurat, seperti Sapi, kambing atau Domba, berikut jenis kelaminnya.
Pendataan selanjutnya meliputi jenis hewan, disebutkan, jika sapi, apakah Simetal, Limosin, Perah atau PH. Bahkan, bobot hewan ternak warga ini tak luput dari pendataan relawan. Setelah itu, hewan ternak tersebut difoto bersama dengan pemiliknya.
“ Untuk Neck tag ini juga diberi nomor registrasi. Sehingga saat setelah situasi merapi normal tak ada hewan ternak yang tertukar,” ujarnya.
Ody Dasa Fitranto menegaskan, hewan ternak yang telah diregetrasi ini akan memudahkan proses evakuasi hewan saat Merapi erupsi sewaktu-waktu. Nantinya, hewan ternak warga juga ini akan dievakuasi ke desa saudaranya yang telah dikonsep dalam penanganan erupsi Merapi.
“Untuk alternatif hewan ternak warga ini bisa dievakuasi ke Dukuh atau Desa lain yang masih berada di kecamatan Selo yang tak terdampak Erupsi Merapi,” ujarnya.
Adapun data di BPBD Boyolali menyebut, untuk proses evakuasi warga bilamana diperlukan, lokasi evakuasi untuk dua desa di Kecamatan Selo ada di wilayah Kabupaten Magelang, yakni Desa Klakah ke Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, dan Desa Tlogolele ke Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan. Kendati berbeda wilayah administrasi, lokasi evakuasi tersebut dipilih sebab aksesnya lebih mudah dicapai. Sedangkan lokasi evakuasi warga Desa Jrakah ke Desa Karanggeneng, Boyolali Kota.
Skema evakuasi warga desa tersebut, yakni pengungsi akan tinggal di rumah-rumah warga yang memang sudah dipersiapkan. Konsep tersebut mengadopsi konsep sister village, dimana sebanyak 17 desa di Kecamatan Cepogo, Selo, dan Musuk yang masuk kawasan risiko bencana (KRB) II dan III menjalin kerja sama dengan desa lain di wilayah yang aman untuk lokasi evakuasi.
Meski di wilayah Magelang, namun bila evakuasi dilakukan, suplai logistik masih menjadi tanggung jawab Pemkab Boyolali.