Desa Banyuanyar Ampel Boyolali Hasilkan Komoditi Pertanian Kopi Beer

Barista di Warung Kopi Desa Banyuanyar Kecamatan Ampel sedang menyeduh kopi beer. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Boyolali tidak hanya dikenal sebagai Kota Susu. Akan tetapi kini juga memiliki brand baru berupa Kopi Beer nangka yang di hasilkan dari komoditi tanah pertanian Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel.

Selain, kopi beraroma nangka, kopi beer ini akan lebih berasa jika dinikmati di kedai sederhana di desa asalnya panen. Kedai tersebut bernama Omah Kopi Ngemplak yang berada di Dusun Ngemplak, desa setempat.

Eko Budi Suroso, petani sekaligus peracik kopi asal Banyuanyar menuturkan omah kopi yang dibuka sejak dua tahun lalu ini sengaja tidak dibuka di tengah kota agar tetap berada di dekat kebun kopinya, di kebun dan di pekarangan warga di sana.

Kendati terkesan tradisional, namun omah kopi ini menyadikan kopi istimewa, yakni kopi beer nangka dan kopi nangka. Dikatakan, Kopi nangka yang sudah dikenal sejak zaman Belanda ini menjadi kopi andalan kedainya yang juga menyajikan kopi Robusta jawa dan Robusta sambung.

“Kopi beer ini adalah kopi nangka yang dicampur dengan hasil fermentasi bunga kopi nangka, dan fermentasi susu murni sapi perah peternak asal Banyuanyar,“ katanya.

Selain itu pada dasarnya kandungan kafein pada kopi ini sebenaranya jauh lebih rendah bila di bandingkan coklat dan teh. Sehingga jika di nikmati dengan proses dan cara penyajian yang benar, maka akan lebih aman dan nikmat.
Senada Ketua Gapoktan Banyuanyar, Sumeri, mengatakan bisa jadi di daerah lain, kopi nangka ini sudah punah. Namun di Desa Banyuanyar ini, warga masih melestarikannya secara turun temurun hingga saat ini warga berkeinginan untuk mengangkat kembali kejayaan kopi masa lalu ini.

“Nah kami ajak penikmat para kopi merasakan kopi beer nangka yang memiliki cita rasa khas dan unik,” ujarnya.
Adapun budi daya kopi oleh para petani di anggap sangat mudah. Hasil panen produksi juga relative sangat menjanjikan.

Menurut Kepala Desa Banyuanyar Komarudin, dalam satu hektar lahan berisi 625 tanaman kopi, biji kopi yang dihasilkan tak kurang dari tiga ton. Harga jual kopi juga relative sangat tinggi, sehingga nilai ekonomi yang di hasilkan bisa menopang kebutuhan hidup para petani kopi di Boyolali.

“Setiap kali masa panen tidak langsung di jual ke pasar, tetapi di simpan dan di keluarkan saat tertentu. Salah satunya pada saat kebutuhan ekonomi mendesak,” ujarnya.

Kini Omah kopi Ngemplak ini menjadi harapan baru dalam meningkatkan kesejahteraan warga. Karena semua yang terlibat di kedai ini tak lain adalah warga setempat, mulai dari petani, peracik, hingga penyajinya.