FOKUS JATENG-BOYOLALI-Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini wilayah Kabupaten Boyolali dalam beberapa bulan terakhir tidak cukup berdampak pada ketersediaan komoditas pangan di Kota Susu. Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali telah mempersiapkan dan mengantisipasi terhadap dampak yang timbul.
“Ada beberapa lokasi atau wilayah yang kalau hujannya deras juga terendam, kalau angin kencang tanaman roboh, kalau ada embun jelaga sayurannya kena. Jadi untuk di Kabupaten Boyolali memang ada dampaknya tetapi tidak terlalu signifikan,” terang Kepala Dispertan Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto saat dijumpai di ruang kerjanya, pada Jumat (19/2/2021).
Meski demikian, terdapat dua laporan dari Kecamatan Kemusu dan Karanggede yang mengalami kendala produktitas pertanian akibat tergenang banjir di beberapa wilayah. Di Kecamatan Kemusu terdapat 50 hektar tanaman padi yang sudah menguning yang terendam banjir. Selain itu, seluas 150 hektar tanaman jagung yang berumur sekitar 15-25 hari yang harus ikut terendam banjir karena hujan deras yang terus mengguyur daerah tersebut.
“Ini ada tambahan Karanggede juga ada kurang lebih lima hektar kena banjir,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Dispertan Kabupaten Boyolali, Supardi.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya kemudian mengajukan bantuan benih kepada pemerintah pusat yang kemudian akan diberikan kepada petani yang terdampak.
Sebagai tambahan informasi, di Kabupaten Boyolali pada tahun 2020 terdapat lahan pertanian padi seluas 49.114 hektar dengan provitas 57,7 kuintal per hektar, sehingga produksinya mampu mencapai 283.331 ton. Lahan pertanian jagung yang dimiliki Kabupaten Boyolali seluas 29.946 hektar dengan provitas 49,2 kuintal per hektar, sehingga produksinya mampu mencapai 147.200 ton. Sedangkan lahan pertanian kedelai yang dimiliki Kabupaten Boyolali seluas 1.233 hektar dengan provitas 13,5 kuintal per hektar, sehingga produksinya mampu mencapai 1.663 ton.
Pada tahun 2021 ini, Kabupaten Boyolali mempunyai lahan pertanian padi seluas 48.372 hektar dengan rencana provitas sebesar 13,557,7 kuintal per hektar, sehingga diharapkan mampu produksi mencapai 279.304 ton.