Di Tengah Pandemi, Pertamina Tetap Lanjutkan Program CSR Difablepreneur di Boyolali

Program CSR Pertamina di Sanggar Inspirasi Difabel di Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sebagai bentuk kepedulian terhadap kaum difabel dan usaha mikro serta kecil di sekitar wilayah operasionalnya terutama di tengah pandemi Covid-19, PT Pertamina (Persero) melalui Corporate Social Responsibility (CSR) tetap berupaya melanjutkan program-program yang telah ada sebelumnya salah satunya program “Sanggar Inspirasi Karya Inovasi Difabel (Sriekandi) Patra” yang berlokasi di Kab Boyolali.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dan CEO Commercial & Trading Pertamina, Mas’ud Khamid didampingi oleh Executive General Manager Pertamina Regional JBT, Sylvia Grace Yuvena berkesempatan mengunjungi lokasi program CSR tersebut di sela agenda kegiatan “Management Walkthrough” ke wilayah operasi Pertamina Marketing Operation Regional Jawa Bagian Tengah. Dalam kunjungannya, Direktur Utama Pertamina dan rombongan berinteraksi dengan salah seorang penyandang disabilitas bernama Wawan. Ia menuturkan, dirinya sangat senang dapat berjumpa dan berinteraksi dengan Dirut Pertamina dan memiliki harapan agar program CSR difable ini terus berlanjut

Sementara dijumpai di tempat terpisah, Pejabat sementara (Pjs.) Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Pemasaran Regional JBT, Arya Yusa Dwicandra mengungkapkan Difablepreneur Sriekandi Patra merupakan program CSR yang diinisiasi sejak tahun 2017. “Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Terminal BBM Boyolali di wilayah operasinya yaitu Desa Tawangsari, Kab. Boyolali, terdapat 29 orang difabel yang memiliki potensi untuk dikembangkan kemampuannya sehingga memiliki keterampilan dalam membatik. TBBM Boyolali melakukan pendampingan dan hingga akhirnya program ini dapat berjalan,” ujarnya.

Dirinya menuturkan, sejak tahun 2017 hingga 2020 Pertamina telah menyalurkan bantuan senilai Rp 362.500.000 dan secara berkesinambungan mendampingi program ini hingga mampu menghasilkan karya batik berkualitas dan memiliki nilai ekonomi yang baik. “Bukan hanya bantuan infrastruktur yang berupa sanggar membatik, Pertamina turut membantu proses pemasaran dari karya-karya batik yang dibuat oleh anggota Sriekandi Patra. Saat ini beberapa anggota Sriekandi Patra bahkan sudah mulai diundang sebagai pengajar di beberapa instansi pendidikan,” tambah Arya.

Program Sriekandi Patra telah memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). Adapun pilar TPB yang berkaitan dengan program ini adalah pilar pembangunan sosial dan pilar pembangunan ekonomi.

“Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disamping menjalankan tugas utama sebagai penyedia energi negeri, juga menjalankan peran sebagai agen pembangunan. Kami terus bersinergi bersama pemerintah dalam wujud program CSR untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan masyarakat yang ada di sekitar, khususnya di wilayah operasi kami,” tutup Arya.