Kreativitas Rusdiyanto, TPP Kabupaten Boyolali di Dunia Pertanian, Menginspirasi Masyarakat

Sertifikasi komptensi siswa SMKN Mojosongo Boyolali di lahan demplot Rusdiyanto, TPP Kabupaten Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan di berbagai bidang. Salah satunya di bidang pertanian yang dilakukan Rusdiyanto, Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kabupaten Boyolali.

Pendamping Desa yang bertugas di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, ini mengembangkan inovasi pertanian di rumahnya di Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Terobosan yang dilakukan yakni dengan membuat demplot pertanian cabai dan timun.

Rusdiyanto sendiri selain mengembangkan demplot pertanian juga memiliki toko sarana produksi pertanian (saprotan). Yakni menjual berbagai kebutuhan obat-obatan pertanian, alat pertanian yang disesuaikan dengan modernisasi dunia pertanian.

“Dunia pertanian banyak yang memandang sebelah mata. Sehingga nyaris tidak ada regenerasi. Para pemuda memilih bekerja di luar pertanian,” kata Rusdiyanto, di sela monitoring pemberdayaan oleh TPP Kabupaten Boyolali, Kamis 25 Februari 2021.

Maka dari itu, pihaknya melakukan inovasi agar para generasi muda mau terjun di dunia pertanian. Melalui demplot dan penyesuaian saprotan modern, sudah mulai tumbuh anak muda yang mau menekuni dunia pertanian.

Dengan terobosan tersebut, demplot yang sudah dikembangkan Rusdiyanto menjadi jujukan sekolah kejuruan untuk praktik kerja lapangan bagi siswa. Selain itu juga menjadi tempat sertifikasi kompetensi para siswa SMK dari berbagai daerah.

Misalnya dari SMKN Mojosongo, Boyolali yang melakukan sertifikasi kompetensi siswa Kamis 25 Februari 2021. Puluhan siswa tersebut diminta untuk mempraktikan cara memetik hasil tanaman dengan standar yang sudah ditentukan. Kemudian memilah kualitas hasil tanaman yang juga sudah ditentukan standarisasinya.

“Anak-anak ini mendapat kesempatan untuk sertifikasi kompetensi. Sehingga ketika nanti lulus sekolah sudah mendapatkan sertifikat kompetensi sebagai modal di dunia kerja,” terang Rahayu Susilowati, guru pendamping siswa sertifikasi kompetensi SMKN Mojosongo, Boyolali.

Sementara itu, Koordinator TPP Kabupaten Boyolali C.E. Sigit Prihandono menyampaikan bahwa dunia pertanian harus mendapat porsi bidang yang dapat dikembangkan di tengah masyarakat. Regenerasi dunia pertanian tidak boleh putus, sehingga dapat menyesuaikan pertanian kekinian. “Caranya sudah dilakukan Pak Rusdiyanto ini,” jelas dia.

Dengan terobosan yang dilakukan Rusdiyanto, pihaknya mengharapkan menjadi inspirasi bagi tenaga pendamping professional Kemendes PDTT di daerah lain. Sebab, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pendamping desa, salah satunya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pertanian. “Ini sangat menginspirasi. Tentunya dapat dikembangkan di daerah lain,” ujarnya.