Sekolah di Boyolali Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Darmanto di SD N 1 Kemiri Mojosongo. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sejumlah sekolah di Boyolali mulai melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka atau uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) jenjang Sekolah Dasar (SD). Salah satunya terlihat di kelas 6 SDN 2 Trayu, Banyudono, Kamis (18/3/2012). Mereka sangat antusias mengikuti pelajaran Tematik yang diberikan Sunarni Guru kelasnya.

Menurut Sunarni, sudah sepekan ini, pihaknya menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Hal itu setelah dirinya mendapatkan vaksin Covid-19 dua dosis. Uji Coba PTM ini juga untuk menghadapi penilaian akhir siswa kelas 6.

“Karena ujian sudah tidak ada. Uji Coba tatap muka ini juga sebagai semacam try out gitu,” katanya.

Uji Coba PTM ini hanya dilakukan untuk siswa kelas 6 saja. hal itu juga untuk mencegah terjadinya kerumunan siswa. Pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan ketat kepada siswa dan guru yang masuk. Sementara untuk materi pembelajaran tetap mengacu pada kurikulum 2013 yang telah disederhanakan.

“Pembelajaran ini kan masuk pukul 7, dan selesai maksimal pukul 9 pagi. Tanpa istirahat. Jadi siswa masuk langsung pelajaran setelah itu pulang,” imbuhnya.

Ditemui saat meninjau pelaksanaan PTM ke SD Negeri 1 Kemiri pada Kamis (18/3/2021) Kepala Disdikbud Kabupaten Boyolali, Darmanto menjelaskan bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sekolah yang akan melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka.

Sekolah yang melaksanakan uji coba PTM harus berada di wilayah zona hijau. Kemudian untuk guru-guru yang mengajar PTM tersebut harus sudah menerima vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali. Selanjutnya siswa yang akan mengikuti PTM harus mendapatkan ijin dari orang tua.

“Jika tidak ada bukti ijin dari orang tua, maka siswa masih dapat mengikuti pembelajaran namun secara daring,” ujarnya.

Dijelaskan, berbeda dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, untuk Boyolali PTM dimulai dari jenjang sekolah dasar (SD). Mengingat jenjang SD lebih mudah untuk mendeteksi peta zonasi wilayah Covid-19.

“Berbeda dengan jenjang SMP dan SMA yang penerimaan siswanya melalui PPDB online dengan 15 persen siswanya yang masuk dengan jalur prestasi berasal dari berbagai daerah sehingga sulit mendeteksi peta zonasinya,” imbuhnya.

Salah satu siswa kelas VI SD Negeri 1 Kemiri, Winda Rahmawati mengaku sangat senang dengan dimulainya PTM.
“Seneng banget, bisa bertemu teman-teman. Senang bertemu dengan guru karena lebih jelas diterangkan langsung oleh guru,” ungkap Winda.