Hujan Abu Vulkanis Kembali Guyur Lereng Merepi, Warga Boyolali Beraktivitas Biasa

Petani Merapi beraktivitas seperti biasa. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Hujan abu kembali mengguyur lereng Gunung Merapi wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (30/3/2021). Seperti pada peristiwa sebelumnya beberapa waktu lalu, intensitas hujan yang diperkirakan berasal dari material yang berada di sekitar Gunung Merapi tersebut tipis dan tidak mengganggu aktivitas warga setempat. Hujan abu setidaknya terjadi di wilayah Desa Tlogolele.

“Benar, (hujan abu) tadi sekitar jam Sembilan pagi (WIB),” kata Sekretaris Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Neighen Achtah, Selasa (30/3/2021).

Menurut Neighen Achtah, hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi itu, tipis. Mengguyur sejumlah Dukuh di Desa Tlogolele, antara lain di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) 3, yaitu Dukuh Stabelan, Takeran, Belang dan Gumukrejo. Selain itu juga mengguyur Dukuh Tlogomulyo dan Tlogolele. “Iya mengguyur sebagian wilayah KRB 3 dan KRB 2,” sambungnya.

Hujan abu ini pun tidak sampai mengganggu aktivitas warga setempat. Warga tetap beraktivitas normal seperti biasanya. “Sesudah hujan itu, warga ya tetap beraktivitas seperti biasa,” katanya.

Sementara itu Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Selo, Mujiyanto, mengatakan musim saat ini memang arah angin lebih banyak ke utara. Sehingga wilayah Kecamatan Selo, sering terkena hujan abu dampak ativitas Gunung Merapi.

Selain pagi tadi, kata Mujiyanto, pada tanggal 27 Maret 2021 lalu, hujan abu juga mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Selo. Namun, hujan abu yang terjadi juga tipis. “Pada tanggal 27 (Maret 2021) lalu itu, hujan abu terjadi dua kali. Pagi dan sore,” imbuh Mujiyanto.

Sementara menurut akun resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) @BPPTKG, Gunung Merapi kembali menampakkan aktivitas vulkanik. Pagi ini, Gunung Merapi erupsi dengan meluncurkan awan panas.

“Awan panas guguran Merapi tanggal 30 Maret 2021 pukul 7.06 WIB,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam keterangannya, Selasa (30/3/2021).
Hanik menjelaskan awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 milimeter dan durasi 135 detik.

“Jarak luncur kurang lebih 1.500 meter ke arah barat daya dan angin bertiup ke utara,” tulis akun tersebut.