FOKUS JATENG-BOYOLALI-Sedikitnya 36 warga Dukuh Gondang, Desa Candi, Kecamatan Ampel dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19. Terpaparnya Covid-19 terhadap puluhan warga itu berasal dari piknik ke Jogja sebelum puasa lalu.
Kasus tersebut bermula adanya rencana piknik ke Jogja yang dilakukan para warga warga Dukuh Gondang, Desa Candi, Kecamatan Ampel. Diduga kegiatan itu dilakukan secara spontanitas, sehingga tanpa sepengetahuan satgas desa setempat, Namun demikian rencana tersebut disambut dengan cukup antusias oleh warga setempat.
Hingga pada saat yang telah ditentukan sedikitnya ada 48 warga yang ikut berangkat piknik. Tak hanya pemuda saja yang tertarik mengikuti piknik ini, para ibu-ibu, bapak dan anak-anak turut serta dalam kegiatan wisata yang berangkat pada Minggu (4/4/2021) lalu.
“ Namun ada salah satu warga yang sebelum berangkat piknik, kondisinya kurang enak badan,” ujar Camat Ampel, Dwi Sundarto.
Hanya saja, salah satu warga tersebut tidak memperdulikan kondisi kesehatannya, bahkan ikut dalam rombongan piknik. Kendati kegiatan piknik dilakukan secara dadakan, namun mereka tetap menerapkan protokol kesehatan diantaranya dengan melakukan Swab Antigen.
Belum keluar hasil tesnya, rombongan warga tersebut terlanjur berangkat bersama dengan menyewa bus wisata. Hingga akhirnya setelah kembali pulang, hasil swab antigennya telah keluar dan menunjukkan positif. “ Kemudian dilakukan pelacakan dan seluruh peserta piknik dilakukan tes swab lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina mengungkapkan pihaknya menemukan 35 kontak erat dengan salah satu peserta piknik yang diketahui terkonfirmasi positif. Dengan begitu, dari 48 peserta piknik ada 36 yang positifi Covid-19.
“ Dengan kasus ini, penyebaran Covid-19 perlu kita waspadai bersama. Jangan lengah untuk selalu menjaga protokol kesehatan,” ujarnya.
Menurut Ratri S Survivalina, dari sekian banyaknya warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 tak ada yang bergejala. Dengan begitu, warga cukup melakukan isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. “ untuk kebutuhan sehari-hari, dipenuhi dari program Jogo tonggo. Dan untuk saat ini dukuh tersebut sudah di lockdown,” ujarnya
dijelaskan, puluhan warga itu kemungkinan tertular virus Covid-19 saat perjalanan didalam bus. Sirkulasi udara didalam bus yang terbatas menjadikan virus dapat dengan mudah menyebar. “ Di Dalam bus kan cukup sempit dan ber AC jadi kemungkinannya tertular dalam bus,” pungkasnya.