Ada 37 Kasus Chikungunya di Boyolali

ilustrasi (pixabay/Fokusjateng.com)

FOKUSJATENG – BOYOLALI – Dalam beberapa pekan terakhir, sebagian kawasan di tiga Kecamatan dikabarkan telah terserang penyakit chikungunya akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.

“Di Boyolali sekarang sudah mulai ada kenaikan kasus chikungunya, dimana beberapa minggu terakhir ini kita mendapatkan laporan ada kasus demam yang disertai dengan nyeri-nyeri sendi dan juga ada kelemahan untuk berjalan. Dan ternyata setelah kita lakukan penyelidikan epidemiologi kasus yang ada di daerah situ ternyata adalah kasus chikungunya,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina.

Dari laporan yang masuk, kata Ratri S Survivalina, kasus chikungunya terjadi di wilayah Kecamatan Ngemplak, Mojosongo dan Boyolali Kota. Di Kecamatan Ngemplak dialami warga di RT 2 dan RT 1, RW 2 Desa Manggung.

“Ini ada 8 kasus dan 29 kasus, jadi total ada 37 kasus yang teridentifikasi sebagai chikungunya,” kata Ratri S Survivalina.
Penyakit chikungunya juga dialami belasan warga di Dukuh Turus RT 7 dan RT 6, RW 9, Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo. Di dua RT ini terdapat 14 kasus.

“Kemudian di Kecamatan Boyolali, ada di Kelurahan Pulisen, ini teridentifikasi ada 7 kasus yang berasal dari RT 1 RW 13,” imbuhnya.

“Dibandingkan tahun lalu, tahun lalu kita data untuk chikungunya itu hampir tidak ada. Jadi ini peningkatannya termasuk kasus baru,” imbuh dia.

Para pasien chikungunya tersebut, menurut Lina, rata-rata menjalani rawat jalan. Pasalnya, keluhan mereka nyeri sendi yang mengganggu saja. Namun tidak sampai mengganggu kondisi fisiknya yang memerlukan perawatan khusus.

“Pasein rata-rata rawat jalan, karena memang keluhannya nyeri sendi yang menggangu saja, jadi tidak sampai mengganggu kondisi fisiknya sehingga perlu perawatan khusus. Kebetulan chikungunya ini kan bukan penyakit yang berbahaya, menimbulkan sampai ke dampak kematian, jadi cukup dilakukan upaya-upaya suportif, istirahat sambil dilakukan pemantauan saja,” katanya.

Pihaknya menyatakan sudah menindaklanjuti dengan melaksanakan pendataan pada kasus yang dicurigai termasuk kelompok chikungunya. Selain itu juga melakukan fogging agar tidak terjadi penularan ke lapisan masyarakat yang lebih luas.

“Kami mengimbau kepada seluruh warga Boyolali, ini sudah mendekati akhir musim penghujan dan mendekati musim kemarau, supaya tetap waspada terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Sehingga tempat perindukan nyamuk harus dibersihkan dan juga dilakukan program 3 M, khusus untuk pencegahan nyamuk baik untuk DBD maupun juga untuk nyamuk chikungunya.”