FOKUS JATENG-BOYOLALI-Rencana pembelajaran tatap muka (PTM) Juli mendatang ditunda, seiring lonjakan kasus Covid-19 yang semakin meningkat, bahkan Boyolali masuk zona risiko tinggi atau zona merah. Sesuai dengan Permendikbud, zona merah tidak diizinkan menggelar PTM. Mengingat saat ini kasus aktif di Boyolali mencapai 1.753 kasus.
“PTM hanya bisa berjalan ketika kita di zona hijau. Dipetunjuk teknis (Juknis) penyelenggaraan uji coba PTM sudah jelas. Tapi akan kami ingatkan lagi tidak boleh menggelar PTM selama masih dizona merah,” tegas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali Darmanto, Senin (28/6/2021).
Pihaknya akan memberikan sosialisasi dan menegaskan pada sekolah untuk menunda PTM sampai Boyolali berada dizona hijau kembali. “Pada prinsipnya semua sekolah sudah siap, dan sudah melakukan simulasi sehingga kapanpun dilakukan PTM, maka sudah siap termasuk di dalamnya ada persetujuan dari wali murid,” katanya.
Menurut Darmanto, saat ini seluruh aktivitas sekolah dialihkan secara daring. Termasuk kegiatan daftar ulang bagi calon peserta didik (CPD) jalur zonasi penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang masuk SMP. Daftar ulang dijadwalkan selama tiga hari, Senin -Rabu (28-30/6). Darmanto meminta agar dilakukan secara daring.
“Untuk Daftar ulang PPDB bisa daring. Namun, yang terkendala bisa luring dengan protokol kesehatan (Prokes) ketat,” terangnya.
Selain itu, simulasi PTM sudah digelar di semua SD dan SMP. Terdiri dari 579 SD yang sudah menggelar simulasi PTM dari total 582 SD negeri dan swasta yang ada di Boyolali. Sedangkan jenjang SMP ada 98 sekolah, terdiri dari 52 SMP negeri dan 46 SMP swasta yang sudah menggelar simulasi PTM. Total 680 sekolah tersebut telah menggelar ujian sekolah (US) luring pada akhir April lalu.
Disinggung langkah untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran daring agar tidak membosankan, Darmanto mengatakan akan melakukan desain ulang model pembelajaran. Dengan demikian pihaknya tengah menyiapkan pembelajaran yang komunikatif dalam menyampaikan materi kepada para siswa. Sehingga mereka tidak bosan atau jenuh karena situasinya tidak memungkinkan dilakukan tatap muka.