Nakes Boyolali bakal Dapat Vaksin Booster

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Kabar gembira buat kalangan tenaga kesehatan di Boyolali. Mereka bakal mendapatkan suntikan vaksin booster alias dosis tiga dalam waktu dekat ini. Sebanyak 3.220 dosis vaksin jenis Moderna ini siap disalurkan.

“Vaksin itu segera disuntikan kepada para nakes sebagai booster untuk antibodi mereka melawan Covid-19,” kataKabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Boyolali Sherly Jeanne Kilapong.

Dijelaskan vaksin booster nakes dan penunjang nakes seharusnya dilakukan pekan ini. Namun, proses pendataan masih dilakukan agar tidak ada vaksin yang terbuang. Mengingat, satu vial vaksin diperuntukan 14 orang.

“Tentunya, akan dilakukan pendataan bagi nakes yang sudah menerima vaksin booster,” ujarnya.

Selain itu, syarat nakes dan penunjang nakes yang bisa mendapatkan vaksin dosis ketiga yakni, harus sudah mendapat vaksin sinovac dosis dua. Kemudian, bagi nakes yang pernah terkonfirmasi minimal tiga bulan pasca terkena baru bisa mendapatkan vaksin. Semantara, Dinkes Boyolali baru menerima 3.220 dosis vaksin. Sedangkan perkiraan awal, ada sekitar empat ribu lebih nakes yang akan menerima vaksin booster. Sehingga belum mencukupi semua. Pekan ini, Dinkes akan fokus pada pemilahan data nakes yang akan menerima vaksin.

“Untuk kekurangan vaksin booster dijanjikan akan disusulkan. Sesuai dengan kebutuhan, misalnya, pada September sudah ada nakes dan penunjang nakes yang selesai masa penyembuhan tiga bulan pasca covid-19. Maka Dinkes akan mengajukan sesuai data tersebut dan begitu seterusnya,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Boyolali Ratri S. Survivalina mengatakan hanya 4 ribu nakes akan mendapatkan vaksin dosis ketiga. Hanya nakes yang menangani pasien covid-19 secara langsung, seperti nakes di RS darurat covid-19 (RSDC), puskesmas. Serta nakes yang melayani kesehatan di rumah, seperti dokter yang membuka klinik, maupun dokter praktik. Sedangkan nakes di lingkungan dinkes tidak mendapatkan jatah vaksin.

“Vaksin yang diberikan jenisnya Moderna, ini sudah dapat rekomendasi dari World Health Organization (WHO) perihal vaksinasi dari dua jenis yang berbeda ini. Salah satu tujuannya untuk meningkatkan efektivitas vaksinasi,” katanya.