Warga PSHT Boyolali Ranting Cepogo Salurkan Bantuan untuk Keluarga Bayi Penderita Hidrosefalus

Bakti sosial warga PSHT Boyolali. (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Penderitaan bayi penderita hidrosefalus itu mengetuk perhatian masyarakat. Setelah viral di media sosial, mereka pun rela menyisihkan sebagian rezeki untuk membantu pengobatannya.

Seperti yang dilakukan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ranting Cepogo, perwakilan para pendekar ini mengunjungi dan menyerahkan bantuan tunai kepada keluarga Muhammad David Al Akbar, bayi berusia 2,5 bulan asal Dukuh Srimulyo Rt 01 Rw 02, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota, mengidap hidrosefalus sejak lahir.

Menurut Ketua PSHT Ranting Cepogo Usmanul Arifin, bantuan diberikan sebagai bentuk kepedulian warga PSHT kepada anak berkebutuhan khusus penderita hidrosefalus sekaligus perhatian pada masyarakat terdampak pandemi virus Corona.

“Kami hadir langsung ditengah masyarakat sebagai bentuk kepedulian dengan memberikan bantuan sosial. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai perhatian warga PSHT ditengah pandemi virus Corona,” kata Usmanul Arifin.

Humas PSHT ranting Cepogo Ari Wibowo berharap, silaturahmi ini sebagai bentuk tali asih dan empati sehingga dapat membantu mereka yang berkebutuhan khusus hingga warga terdampak pandemi virus Corona, meskipun tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan semua masyarakat. Adapun bantuan yang diserahkan senilai Rp 7.100ribu.bantuan tersebut diserahkan langsung kepada Wahyuni ibu dari Muhammad David Al Akbar.

Terkait bantuan itu, Wahyuni mengucapkan terima kasih. Dana yang diterima akan dimanfaatkan untuk biaya kehidupan sehari- sehari bagi putranya. Termasuk biaya operasi nantinya serta membeli obat.

“Kami bersyukur bantuan serupa sudah beberapa kali terima. Nantinya akan kami manfaatkan untuk biaya pengobatan putra saya ini.”

Dia juga mengaku sudah dibantu Rt dan tetangga, untuk mengurus surat- surat bagi pengobatan Muhammad Al Akbar. Rencananya, pada Jumat (20/8) besok, putranya itu akan menjalani pemeriksaan scan I RS Muwardi, Solo.

“Kalau tak ada bantuan, kami tak bisa memeriksakan Muhammad. Saya hanya murni ibu rumah tangga dan suami kerja serabutan,” pungkasnya.