FOKUS JATENG-BOYOLALI – Harta yang paling berharga sesungguhnya adalah keluarga. Syair Keluarga Cemara itu sesungguhnya berguna bagi warga yang sudah berkeluarga. Supaya benar-benar ingat bahwa uang atau materi bukanlah satu-satunya harta yang paling berharga.
Berharap mendapat keuntungan berlipat dengan cara mengikuti arisan online, DH (30) warga Boyolali Kota ini justru kehilangan uang hingga puluhan juta rupiah.
DH merupakan salah satu dari puluhan nasabah atau peserta arisan online dengan nama Kurniawan Arisan Online (KAO). DH ditemani sejumlah korban lainnya, blak-blakan membeberkan cara kerja arisan Online’ ini.
“Lha bagaimana tidak, uang puluhan juta yang kami setorkan tidak jelas dimana rimbanya,” ujarnya. Rabu (25/8/2021).
DH sendiri mengaku mengenal pemilik KAO, hingga ia tergiur untuk menjadi peserta arisan online.
“Menurut saya (orangnya) baik, awalnya saya sedikitpun tidak curiga sama sekali,” katanya.
DH pun menuturkan mula-mula pemilik KAO memposting di WA Group beberapa pilihan lelang uang. Pilihan itu dimulai dari nilai yang terkecil. Misalnya, tanggal 07 Juli, dapat Rp 2 juta, jual Rp 1,9. Atau tanggal 3 Agustus dapat Rp 20 juta, jual Rp 17,5 juta Hingga yang terbesar pada tanggal 25 September Rp 50 juta dijual hanya dengan Rp 37 juta. Anggota grup Wa itu pun banyak yang minat. Dalam sekejap tawaran lelang itu langsung habis.
“Karena tergiur, saya sudah menginvestasikan sebesar Rp 12 juta lebih, saya ikutkan arisan online,” kata DH.
Nasabah atau peserta arisan online yang minat membeli lelang uang itu lalu menyetorkan uang sesuai harga jual lelangan itu. Setelah itu, peserta yang membeli lelang tinggal nunggu waktu pencairan uang sesuai tanggal yang tertera.
“Jumlah uang korban yang sudah disetor sangat banyak. Total kalau Rp 2 miliar juga ada,” kata DH.
AN peserta lainnya menambahkan untuk arisan online cara kerjanya seperti arisan pada umumnya. Hanya saja para peserta bisa memilih waktunya sendiri kapan ingin dapat arisan itu. Urutan arisan juga mempengaruhi jumlah setoran.
“Semakin kebawah, setoranya berkurang. Sehingga yang dapat paling akhir setorannya paling kecil,” katanya.
Ya, dari informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa jumlah korban arisan fiktif di Boyolali diduga cukup banyak. Namun, baru satu korban yang melapor. Padahal, angka kerugian ditaksir mencapai ratusan hingga miliaran rupiah. Karenanya, Polres Boyolali meminta agar korban arisan fiktif untuk melapor.
Polisi Buka Layanan Aduan
Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengatakan korban arisan fiktif di Boyolali diduga cukup banyak. Sehingga Polres membuka layanan pengaduan. Menilik, terduga pelaku dan tempat kejadian perkara (TKP) arisan fiktif ini berada di Salatiga. Sedangkan korbannya juga berasal dari luar Salatiga.
“Saya sampaikan pada masyarakat. Apabila ada yang menjadi korban terkait arisan fiktif ini, saya imbau untuk melaporkan ke Satreskrim Polres Boyolali. Karena memang saat ini kami sedang mendata (Jumlah korban,red) dan bekerjasama dengan Polres Salatiga terkait total kerugian dan berapa banyak yang menjadi korban,” beber Kapolres saat ditemui di kegiatan pembagian sembako di Simpang Lima Tugu Kuda, Selasa (25/8/2021) kemarin.
Saat ini baru satu korban yang melapor. Sehingga polres membuka layanan aduan untuk korban arisan fiktif lainnya. Karena belum diketahui pasti jumlah korban dan kerugiannya. Kapolres mengamini, masih banyak korban dari warga Boyolali yang belum melaporkan.
“Mungkin korban ini merasa malu menjadi korban penipuan, atau merasa nilai kerugiannya juga tidak terlalu besar jadi yaudah, diikhlaskan. Namun, saya tetap mengimbau korban yang mengalami kerugian tersebut baik besar atau kecil nominalnya, kami harap melapor ke Satreskrim Polres Boyolali,” jelasnya.
Lebih lanjut Morry menambahkan pendataan korban dan nominal kerugian akan dilakukan. Data tersebut sangat penting untuk memudahkan koordinasi dengan Satreskrim Polres Salatiga. Guna menghitung total kerugian dan jumkah korbannya. Agar ungkap kasus bisa segera dilakukan.
“Sementara ini yang laporan baru satu orang. Modusnya apa ditangani Polres Salatiga. Kita hanya sifatnya mem-back up. Tapi informasinya pelaku masih melarikam diri. Dan kita selain mem-back up data korban dan kerugian juga membantu dalam pencarian pelaku,” katanya.
Modus yang Bikin Korban Terlena
Kecurigaan para korban awalnya muncul tak kala owner Kurniawan Arisan Online di Boyolali tersebut, NEK, macet membayarkan uang arisan sejak 10 Agustus lalu. Para korban yang seharusnya mendapat uang lantas mendesak NEK untuk segera membayarkan. Namun, bukan kejelasan yang didapat, NEK justru menghilang bersama sang suami pada 18 Agustus lalu.
Salah satu korban yang merupakan pegawai lembaga negara di Boyolali, EZ mengaku pertama kali mengenal owner arisan online ini dari temannya yang merupakan tetangga dari NEK. Dia lantas diajak untuk ikut arisan dengan berbagai slot pembayaran. Mulai dari iuran tiap minggu, dua mingguan, sampai bulanan.
“Iming-imingnya itu yang bikin saya tergiur. Karena kalau kita dapatnya diwaktu-waktu akhir bisa untung Rp 500 ribu sampai jutaan. Tergantung ikut slot yang berapa. Saya ikut sudah jalan 1,5 tahun ini. Awalnya lancar-lancar saja, tapi mulai Agustus ini macet,” bebernya saat ditemui rekan wartawan, pada Rabu (25/8).
EZ menjelaskan ada dua sistem yang ditawarkan arisan online ini. Pertama slot arisan dengan membayar secara berkala seperti arisan pada umumnya. Member bisa memilih kapan mendapat uang arisan tersebut. Semakin cepat dia mendapat uang arisan, keuntungannya makin kecil. Namun, jika member memilih mendapat arisan diurutan akhir, maka semakin besar keuntungan yang diterima.
Slot arisan yang ditawarkan juga berbagai harga. Mulai dari Rp 1 juta, Rp 2 juta sampai belasan, hingga puluhan juta. Tergantung minat dari para member. Satu slot juga berbeda waktu bisa mendapat uang arisan, bisa sampai 9 bulan hingga 1 atau 2 tahun. Satu slot arisan bisa diisi 20 sampai 40 anggota. Member akan membayarkan iuran uang arisan tiap minggu atau bulan.
Sedangkan sistem kedua yakni lelang arisan. “NEK ini nanti bikin story WA. Isinya menawarkan daftar arisan yang dilelang. Dari nomor 1 sampai 7, nanti kita bisa pilih mau yang mana. Istilahnya kaya gantiin arisannya orang, tapi kita bayar dulu. Baru dapatnya arisan nanti pas jatahnya orang yang kita gantikan,” ungkap EZ.
Dalam sitem lelang ini, NEK menawarkan berbagai slot arisan. Mulai dari harga Rp 1 juta sampai Rp 37 juta. Modusnya, member bisa membeli arisan, misalnya dengan harga Rp 37 juta dan uang harus segera dibayarkan ke rekening NEK. Kemudian, pada waktu yang ditentukan, member yang membeli lelang tersebut bisa mendapat uang arisan sebesar Rp 50 juta. Sehingga untung Rp 13 juta.
Dalam lelang arisan tersebut NEK menawarkan, arisan pada 7 Juli member bisa mendapat Rp 2 juta dan slot tersebut dijual Rp 1,9 juta. Atau pada 3 Agustus dapat Rp 20 juta, dijual Rp 17,5 juta, dan seterusnya. Karena keuntungan sangat menggiurkan, korban lelang ini justru yang paling buntung.
“Jadi dia menawarkan lelang, misal dapat arisan tanggal 19 Agustus dapatnya nanti Rp 10 juta, dia jualnya Rp 8,9 juta lalu kita bayar 10 Agustus. Jadi nanti pas 19 Agustus kita bisa untung Rp 1,1 juta. Siapa yang tidak tergiur kalau untungnya begitu,” ungkapnya.
Pembayaran arisan ini macet sejak 10-19 Agutus lalu. Saat itu, NEK sempat meminta tenggat waktu untuk melunasi dan menenangkan diri. Bahkan NEK membuat status di WA bahwa ada member yang tidak membayarkan arisan mencapai Rp 700 juta. Namun, pada 18 Agustus, NEK justru menghilang dan belum diketahui keberadaannya sampai sekarang.
Akibat arisan online tersebut, EZ rugi senilai Rp 5 juta. EZ kemudian membuat grup bagi korban arisan online ini yang tercatat, untuk korban slot arisan mencapai 99 orang. Sedangkan yang mau mencatat kerugian hanya 64 orang dengan total kerugian Rp 528.305.000. Sedangkan korban lelang arisan baru 35 orang yang masuk grup dengan total kerugian mencapai Rp 2 Miliar.