FOKUSJATENG-BOYOLALI- Pemerintah Desa Jurug, Kecamatan Mojosongo akan terus menggali dan mengembangkan sejumlah potensi wisata, diantaranya wisata religi yang ada di wilayah tersebut.
Menurut Kades Jurug, Edi Nugroho, kawasan wisata tersebut terletak di Dukuh Slembi. Luas areal yang akan dibangun mencakup areal 4 hektare. Saat ini yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 3.000 meter persegi.
“Karena sudah ada kelonggaran PPKM, maka kami mulai lagi melakukan persiapan dan penataan,” ujarnya, Senin (11/10/2021).
Adapun fasilitas yang sudah dibangun antara lain, pendopo, pembangunan pagar pembatas sendang, embung dan kolam renang. Hanya saja, karena pandemi Covid-19, maka pembangunan lanjutan belum bisa diteruskan.
Selain taman sayur dan mina wisata, pihaknya juga menyiapkan kebun binatang mini yang saat ini sudah memiliki koleksi kera dan burun merpati. Pihaknya akan menambah kandang untuk rusa dan kerbau bule yang akan dipinjam dari Keraton Surakarta. Kemudian juga ada wisata religi yakni di sendang songo dan sendang wuluh.
“Wisata itu memiliki multiefek player, sehingga jika wisata tersebut dikenal maka desanya juga akan semakin dikenal luas dan dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat desa sendiri,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya juga berencana memindahkan Balai Desa dan Pendopo Joglo. Mengingat, balai desa yang sekarang sulit untuk dikembangkan lagi karena letaknya persis di pinggir jalan raya.
“Sebenarnya bisa dikembangkan dengan memanfaatkan lapangan desa. Tapi kalau seperti itu, kami nanti harus membangun lapangan pengganti,” ujarnya.
Sehingga pihaknya berencana sekaligus memindahkan balai desa di kawasan Sendang Songo. Bahkan, sebagai ancar- ancar pihaknya mengestimasikan anggaran Rp 2 miliar untuk pembangunan Balai Desa dan Pendopo Joglo.
“Namun kami masih menunggu persetujuan dari Pemkab terkait pemindahan balai desa ini. Begitu disetujui, kami akan langsung bangun.”
Pemindahan balai desa, lanjut dia, sekaligus bertujuan mendekatkan pusat pemerintahan dengan masyarakat. Karena letaknya mudah dijangkau dan berada di tengah kawasan desa. Pihaknya juga akan melebarkan jalan masuk kawasan tersebut.
Disinggung keterlibatan pemuda dalam pengembangan desa wisata ini, Edi menegaskan bahwa pihaknya bersinergi dengan seluruh pihak.
“Selama ini pendapatan desa diperoleh dari sektor pertanian. Ke depan, dengan sinergi dengan banyak pihak, maka berbagai potensi bisa terus dimunculkan untuk mendongkrak perekonomian warga,” pungkasnya.