FOKUS JATENG-BOYOLALI- Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti mengatakan, meningkatnya kasus kematian ibu pada tahun ini akibat pandemi Covid-19. Dia menjelaskan pada tahun lalu angka kematian berhasil ditekan, tercatat sebanyak 17 kasus kematian ibu. Karena pandemi yang meningkat, angka kematian ibu tahun ini melonjak menjadi 39 kasus.
“Angka kematian tinggi ini karena terdampak covid-19. Dari 39 kasus kematian ibu, ada 24 kasus karena terpapar covid-19. Kalau kematian non covid-19 ada 15 kasus. Biasanya karena eklamsia dan telat penanganan. Meski itu terjadi karena faktor semua pihak,” jelasnya, Selasa (26/10/2021).
Adapun Eklamsia, atau komplikasi saat kehamilan, diakuinya bisa berakibat fatal. Sehingga perlu diwaspadai dengan penanganan yang tepat. Kemudian angka kematian bayi juga masih tinggi, tercatat ada 98 kasus sampai dengan bulan ini. Sedangkan angka kematian bayi pada tahun lalu mencapai 109 kasus.
“Kehamilan diusia remaja itu juga perlu perhatian. Karena rawan keguguran. Meski layanan untuk ibu dan anak sudah ada, namun, perlu peningkatan pelayanan. Saat ini, RSUPA juga menyiapkan layanan terpadu ibu dan anak,” katanya.
Sementara, Direktur RSUPA Boyolali FX Kristandiyanto, saat dihubungi membenarkan. Pematangan layanan kesehatan bagi ibu dan anak diwujudkan dengan membuat gedung terpadu, termasuk instalasi oksigen dan alat kesehatan. Penambahan bed juga dilakukan. Bangsal Picu Nicu bagi bayi dengan bobot kurang ataupun penyakit bawaan yang membutuhkan penanganan lebih akan ditambah menjadi 16 bed. Kemudian ruang rawat inap anak juga dipisahkan.
“Gedung terpadu ini memakan anggaran Rp 20 miliar. Saat ini proses pembangunan masih berjalan. Targetnya akhir tahun ini selesai dan tahun 2022 bisa digunakan,”pungkasnya.