Pelanggaran Prokes Meningkat, Operasi Yustisi Bakal Digencarkan Lagi

yustisi

Operasi yustisi tidak lagi memberikan sanksi pada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan (Prokes). Namun, petugas mengutamakan edukasi (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Dandim 0274 Boyolali, Letkol Arm. Ronald Siwabessy mengatakan mobilitas masyarakat mulai meningkat setelah pemerintah melakukan kelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Di saat bersamaan, banyak ditemukan masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan.
“Memang kasusnya sudah, saya lihat di pasar-pasar mobilitas tinggi dan banyak lagi yang mengabaikan protokol kesehatan,” katanya.
Dandim meminta masyarakat kembali mematuhi protokol kesehatan dan menekan mobilitas. Mengingat hal tersebut dikhawatirkan membuat angka paparan meningkat lagi. Sehingga pihaknya akan menggalakan operasi yustisi lagi.
“Meski covid-19 melandai. Tapi ada perintah dari Pangdam Diponegoro dan Kapolda Jateng untuk memasifkan kembali operasi yustisi. Namun, kami lebih mengedepankan edukasi,” jelasnya.
Operasi yustisi tidak lagi memberikan sanksi pada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan (Prokes). Namun, petugas mengedapankan edukasi, seperti ketika ditemukan pelanggar masker akan diberi masker. Kemudian diberi imbauan untuk melaksanakan prokes secara ketat. “Operasi yustisi semacam itu bakal lebih digalakkan lagi setelah melihat banyaknya masyarakat yang mulai abai terhadap prokes,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti mengatakan kasus aktif di Boyolali terus melandai. Yakni 16 kasus dengan 5 orang dirawat di RS dan 11 lainnya menjalani isolasi mandiri (Isoman). Apalagi, beberapa hari terakhir tidak ada penambahan kasus baru. Boyolali berada di zona risiko rendah dengan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) 2,59.
“Ada 5 orang yang dirawat tapi hanya dua orang yang tercatat dirawat di RS Boyolali. Satu di RSPA, dan satu di RS PKU Aisyiyah. Sehingga tiga lainnya dirawat di RS luar Boyolali,” jelasnya saat ditemui di kantornya, Senin (1/11/2021).
Kasus aktif di Boyolali hanya 0,1 persen. Sedangkan angka kesembuhan naik mencapai 94,2 persen. Menurut Puji, kasus di Boyolali mulai melandai seiring dengan grebek vaksin dan kesadaran protokol kesehatan (Prokes) masyarakat. “Kita sudah tiga minggu ini nol angka kematian covid-19. Artinya selain kasus melandai, kasus covid-19 dengan gejala berat juga berkurang,” imbuhnya.
Kini, Pemkab Boyolalu terus menggenjot capaian vaksinasi. Terutama bagi lanjut usia (Lansia) yang baru mencapai 57,9 persen. Padahal target capaian vaksinasi lansia dari Pemerintah Pusat sebesar 60 persen. Saat ini, ada 986 vaksinator yang tersedia. Diantaranya melakukan sweeping ke rumah-rumah baik bagi lansia, disabilitas maupun orang dalam gangguan jiwa.