Patung Paku Buwono VI jadi Ikon Baru Di Kawasan Lereng Merapi Merbabu

monumen PB VI

Peresmian Monumen PB VI dilakukan oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat serta Ketua Dewan Adat Keraton Surakarta, Gusti Raden Ajeng (GRA) Koes Murtiah Wandasari di Alun alun PB VI Selo. (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Ketua Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta GKR Koes Moertiyah Wandansari atau dikenal dengan Gusti Moeng mengaku terenyuh atas kepedulian Pemkab Boyolali. Mengingat, sejumlah situs peninggalan PB VI – X, Keraton Surakarta telah direhabilitasi oleh pemkab. Diantaranya revitalisasi kawasan Pengging, Masjid Ciptomulyo, Banyudono; Pesanggrahan Paras, Cepogo; makam Singoprono di Sambi serta Simpang PB VI Selo.
“Keraton sudah lama bekerjasama dengan pemerintahan sejak Pak Seno Samudro masih menjadi wakil. Karena bisa menjadi wisata spiritual dan wisata umum untuk membangkitkan ekonomi masyarakat. Dan ini patung PB pertama yang berdiri,” ungkapnya selepas peresmian monumen Paku Buwono (PB) VI di alun-alun Simpang PB VI, Desa Samiran, Selo. Kamis (4/11/2021).
Menurut Gusti Moeng, PB VI atau telah ditetapkan menjadi pahlawan nasional pada 1964 berkat perjuangannya membantu Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah. Hingga akhirnya, PB VI ditangkap di Wedi, Klaten. PB VI sempat diasingkan bersama Pangeran Diponegoro di Halmahera, Maluku Utara. Kemudian diasingkan di Ambon.
“Beliau mangkat saat pengasingan di Ambon. Lalu keluarga memindahkannya ke Imogiri untuk membuktikan, beliau meninggal karena ditembak. Sehingga monumen ini menjadi pengingat perjuangan beliau sekaligus membangkitkan lagi kepedulian generasi muda dalam bela negara,” katanya.
Gusti Moeng berharap, pembangunan Simoang Lima PB VI juga berimbas pada geliat ekonomi sekitar. Setelah 1,5 tahun masyarakat berpuasa dengan berbagai aturan pembatasan sosial.
“Saya lewat sini hari Sabtu dan Minggu, tidak bisa lewat karena ramai sekali. Ini pertanda bahwa sudah ada geliat ekonomi masyarakat. Semoga semua bisa berjalan normal lagi dan semua mendapat rezeki melimpah,” imbuhnya.
Senada, Bupati Boyolali, M. Said Hidayat mengatakan penataan simpang Lima PB VI terwujud berkat sengkuyung dari semua pihak. Sehingga fasilitas umum sekaligus ikon baru Kecamatan Selo bisa dibangun. Masih dalam suasana menyambut hari Pahlawan, peresmian ini sekaligus mengenang perjuangan pahlawan nasional PB VI.
“Sehingga generasi muda mengetahui bahwa ada sejarah yang mendorong dan energi positif untuk melangkah lebih baik. Karena PB VI juga merupakan teman seperjuangan Pangeran Diponegoro,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan pembangunan Simpang Lima PB VI ini dibangun bertahap sejak 2019. Pembangunan simpang ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 7,4 miliar. Pada tahap awal, dilakukan pembangunan simpang, jalan, lapangan futsal dan kios. Kemudian tahun kedua dilakukan pembangunan jaringan utilitas, dan tahun ketiga berupa Patung PB VI, air mancur serta panggung hiburan.
“Pembangunan simpang ini merupakan salah satu ruang publik yang nyaman, ramah untuk anak, disabilitas dan menjadi ruang bersosialisasi serta penanda masyarakat yang singgah. Dan sudah difungsikan juga sebagai fasilitas umum yang menjadi pusat interaksi masyarakat,” jelasnya.
Adapun monumen Paku Buwono (PB) VI setinggi 3,5 meter ini, terlihat megah dengan pemandangan Merapi dan Merbabu. Peresmian Simpang PB VI dilakukan oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat serta Ketua Lembaga Dewan Adat Karaton Surakarta, Gusti Kanjeng Ratu Koes Moertiah Wandansari dan dihadiri sejumlah petinggi karaton diantaranya, GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani, KGPH Mangkubumi,KPH Eddy Wirabhumi, KPH Sangkoyo Kusuma, serta jajaran Forkopimda dan Pakasa Boyolali.