FOKUS JATENG-BOYOLALI – Harapan puluhan guru honorer Pendidikan Agama Islam di Boyolali agar segera dilakukan pengangkatkan, terancam pupus. Hal itu dikarenakan, formasi yang ada sangat terbatas.
“Memang mereka lolos passing grade pada seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun karena formasinya sudah tidak ada, maka tentu saja tak bisa diangkat,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto, Kamis (4/11/2021).
Menurut Darmanto, tahun ini Boyolali mendapat alokasi 29 guru PAI. Dari jumlah tersebut, 21 formasi sudah terisi lewat tes yang telah dilakukan. Namun, 8 formasi masih kosong. Hal ini dikarenakan guru honorer sekolah setempat yang mendapat formasi tidak lolos tes.
Namun demikian, ke-8 formasi yang masih kosong bakal tetap diisi lewat tes tahap kedua. Semula tes akan dilaksanakan pada 8 November, namun kemudian diundur. Sayangnya, jadwal pastinya masih menunggu keputusan pusat.
“Pesertanya ya dari para peserta yang sebelumnya sudah lolos passing grade,” ujarnya.
Hanya saja, jika yang sudah lolos tersebut tidak ikut seleksi ulang, juga diperbolehkan. Nantinya, nilai yang dipakai adalah nilai saat mereka lolos passing grade tersebut. Jika ikut tes lagi, maka nilai yang dipakai adalah nilai tertinggi.
Darmanto menegaskan, pihaknya sudah berupaya secara maksimal untuk memperjuangkan para guru honorer PAI tersebut. Pasalnya, semula tidak ada formasi guru PAI. Hingga kemudian Pemkab Boyolali mengajukan permintaan formasi ke pusat.
“Jika bisa disetujui, ini luar biasa,” katanya.
Sebelumnya, Sebanyak 82 guru honorer Pendidikan Agama Islam di Boyolali menuntut segera dilakukan pengangkatkan. Sebab, mereka dinyatakan lolos passing grade pada seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada September lalu. Mereka mengatakan banyaknya honorer yang tidak segera diangkat ini karena terbatasnya formasi yang tersedia di daerah.