Enam Batu Purbakala Situs Watugenuk Diamankan di Rumah Warga

situs watugenuk

Lingga situs watugenuk di rumah Sriyono (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI- Balai Penelitian Cagar Budaya (BPCP) Jawa Tengah telah menghentikan kegiatan ekskavasi situs Watugenuk di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongi Boyolali. Sejumlah batu di situs candi tersebut dipindahkan ke rumah warga. Hal itu dilakukan guna mencegah batu-batu candi rusak.
Ada enam batu candi yang diamankan di rumah Sriyono (61) warga Dukuh Pisah, Rt 4 Rw 10, Kragilan, Mojosongo. Enam batu yang diamankan yakni, Lingga, dua batu pipi atau relung bermotif kepala ular, dan tiga batu ukir untuk pagar.
“Sepertinya, ada beberapa batu yang hilang, seperti batu gamelan dan batu jadah yang digunakan untuk pondasi,” katanya. pada Rabu (10/11/2021).
Sriyono menuturkan, di bukit watugenuk sejak semula memang dikenal angker karena banyak yang menemui kejadian mistis dikawasan tersebut. Selain itu, dipuncak bukit terdapat arca lembu andhini dan batu-batu yang berserakan.
“Kemudian pada 2012 ada Pandhita Hindu yang datang untuk kegiatan keagamaan. Dengan banyaknya batu yang berserakan kami meyakini pasti ada yang lain, tidak hanya arca Lembu Andhini,” katanya.
Pada tahun berikutnya, lanjut Sriyono datang lagi rohaniawan Hindu dari Banten. Setelah tiga kali kedatangan rohaniawan itu, dirinya berinisiatif untuk membersihkan lokasi tersebut. Dibantu salah satu pandhita akhirnya lokasi itu dibersihkan, hingga tanpa sengaja Sriyono menemukan struktur batu dengan posisi miring. Setelah dibersihkan ternyata Yoni.
“ Saya tanyakan ke pandhita, katanya batu itu namanya Yoni, saat itulah pertama saya mengetahui wujud batu yang bernama Yoni,” imbuhnya.
Mengaku penasaran, penggalian kemudian dilakukan mandiri. Tujuannya membuat tempat sembahyang yang lebih baik. Tak disangka, dia justru menemukan Lingga atau batu panjang pasangan dari Yoni.
“Saya mengatahui kalau itu Lingga setelah menanyakan ke pandhita. Kalau orang jawa bilang, Lingga itu bapa angkasa, sedangkan Yoni itu ibu pertiwi, jadi memang harus berpasangan,” ujarnya.
Penemuan itu pun sempat viral di medsos,banyak masyarakat berdatangan. Barulah ekskavasi pertama dilakukan oleh BPCB Jateng pada 2016.
Saat itu, lanjut Sriyono, BPCB Jateng berinisiatif memindahkan Lingga ke Prambanan, Klaten. Namun, Sriyono menolak dan memilih merawatnya di pura kecil miliknya. BPCB pun menyetujui, berita acara penitipan batu Lingga dilakukan. Pasca penggalian pertama, situs Watugenuk masih digunakan untuk peribadatan umat Hindu.