FOKUS JATENG-BOYOLALI- Hujan lebat yang mengguyur wilayah kecamatan Banyudono mengakibatkan banjir dan menyisakan beberapa kerusakan. Bahkan, salah satu Sekolah Dasar (SD) di wilayah setempat yakni SDN 1 Cangkringan juga terdampak.
Bangunan tembok pembatas sekolah setinggi 2 meter dengan panjang 10 meter ambrol akibat tidak mampu menahan banjir saat air meluap. Ruang kelas, guru dan perpustakaan pun terendam banjir bercampur lumpur. Beberapa buku di perpustakaan juga rusak.
Pasca kejadian sejumlah siswa pun bersama para guru membersihkan lumpur yang mengotori ruangan kelas, Minggu (14/11/2021). Secara gotong royong, siswa dan guru mengguyur lantai dengan air bersih kemudian menyapu agar lantai bersih.
Widodo, Penjaga sekolah mengatakan peristiwa ini terjadi pada Sabtu sore (13/11/2021). Hujan deras mengguyur sejak pukul 14.00. Diketahui saluran air yang ada, tak mampu menampung luapan air dari jalan utama Solo-Semarang kemudian menggenang di SD tersebut. Akibatnya, sekira pukul 16.00 WIB pagar sekolah tersebut roboh dan air masuk ke ruang kelas.
“Pagarnya itu memang bangunan lama, tapi masih kokoh. Dibuat dengan pondasi cor bertulang jadi kuat. Kemarin memang deras banget airnya. Untung pas roboh tidak ada anak-anak yang main di situ. Biasanya mereka hujan-hujanan dan anak-anak main di sekitar tembok itu,” katanya, Minggu (14/11/2021).
Salah seorang guru SDN 1 Cangkringan Sri Surasmi menambahkan, air yang masuk ke sekolah hampir setinggi lutut orang dewasa. Air juga masuk ke kelas-kelas, perpustakaan, ruang guru, dan aula. Air sempat menggenang beberapa jam hingga akhirnya surut sekitar pukul 19.00.
“Buku-buku perpustakaan rusak. Saya juga menaikkan CPU (central processing unit) komputer dari lantai ke meja. Karena, semua data sekolah ada di CPU. Jadi kami selamatkan biar gak kena air banjir,” jelasnya.
Diakui sejumlah siswa telah membantu membersihkan ruang kelas dan mengeluarkan buku- buku yang basah terendam air. Namun demikian, pembersihan belum bisa tuntas.
“Ya, kami tak bisa mengandalkan siswa untuk membersihkan seluruh ruangan dan halaman,” ujarnya.
Kendati demikian, para guru juga sempat bingung mendapatkan biaya pembersihan sekolah maupun perbaikan pagar yang ambruk. Mengingat, dana BOS sangat minim karena sedikitnya jumlah siswa. Saat ini SD tersebut hanya memiliki 51 siswa
“Dana jadi kendala. Kemarin sudah koordinasi dengan sejumlah pihak soal pembenahan ini termasuk soal anggaran. Karena siswanya hanya 51 anak, dana bantuan operasional sekolah (BOS) juga hanya sedikit. Tapi Alhamdulillah Bapak Camat dan Pemdes bersedia membantu,” pungkasnya.
Pagar Ambrol, Ruang Sekolah Di Boyolali Terendam

Pagar SD Cangkringan di Boyolali ambrol setelah dihantam banjir (/Fokusjateng.com)