Penyandang Disabilitas: Cenderung Ingin Mandiri Daripada Ke Perusahaan

Peringatan Hari Difabel 2021 di Pendopo Ageng Pemkab Boyolali (/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Pemkab Boyolali menaruh perhatian besar terhadap teman difabel. Bahkan Bupati Boyolali, M. Said Hidayat dalam setiap pertemuan dengan mereka, selalu mendengarkan keluhan, salah satunya adalah sulitnya penyandang disabilitas (teman difabel) mendapatkan pekerjaan.
Bupati pun langsung mengingatkan agar tiap perusahaan di Boyolali bersedia menggandeng teman difabel. Pemberdayaan ini dilakukan melalui pendanaan corporate social responsibility (CSR). Selain keterbukaan lowongan pekerjaan, pelatihan soft skill dan hardskill juga dilakukan untuk teman difabel.
“Kami juga memfasilitasi melalui pelatihan-pelatihan baik dari Dinsos, Diadagkop, CSR dan lainnya. Perusahan-perusahaan juga membuka lowongan pekerjaan bagi teman difabel,” katanya. Jumat (3/12/2012).
Tidak itu saja, Pemkab Boyolali juga menyediakan ruko bagi teman difabel untuk mempromosikan produknya. Salah satunya, menyediakan ruko khusus di Kebun Raya Indrokilo Boyolali (KRIB).
“Tetap perlu dorongan untuk membangun kesadaran dan kemandirian melalui kelompok itu sendiri, tujuannya ya meningkatkan kesejahteraan teman difabel,” katanya.
Sementara data di Dinas Sosial Boyolali menyebut, baru 120 dari 6.969 teman difabel yang diterima bekerja di perusahaan. Sisanya memilih mandiri dan berwirausaha dalam bilang konveksi maupun berjualan.
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali, Mudzakir mengatakan ada 6.969 teman disabilitas baik fisik maupun mental. Dari angka tersebut, baru sekitar 120 teman difabel yang terserap sebagai tenaga kerja disalah satu perusahaan tekstil terbesar di Boyolali.
“Perusahaan tersebut menyediakan lowongan sebesar 1 persen dari total karyawan sebanyak 23.000. Sehingga ada 230 lowongan bagi teman disabilitas yang dibuka. Namun, baru terisi 120 alias sekitar 0,5 persennya. Sedangkan lainnya sedang menjalani pelatihan kerja,” katanya.
Dia menjelaskan mereka cenderung lebih ingin mandiri. Padahal banyak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan khusus penyandakan disabilitas. Yakni, 1 persen dari total karyawan. Namun, kebanyakan teman difabel lebih nyaman membuka usaha sendiri alias berwirausaha. Seperti berjualan dan membuka bisnis konveksi.
Kepala Dinsos Boyolali, Ahmad Gozali menambahkan, selama ini teman difabel juga dibekali dengan berbagai pelatihan kewirausahaan baik yang difasilitasi Pemkab, Kemensos dan lainnya.
“Setiap pelatihan mereka pasti dibekali dengan bantuan alat untuk kegiatan wirausahawan nanti. Lowongan pekerjaan juga dibuka luas. Namun, memang kebanyakan memilih mandiri,” jelasnya.