FOKUS JATENG – BOYOLALI- Pemusnahan minuman keras, mewarnai rangkaian kegiatan gelar pasukan Operasi Lilin Candi 2021 di halaman Kantor Satreskrim Polres Boyolali, Kamis (23/12/2021).
Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond menjelaskan, barang bukti miras yang dimusnahkan merupakan hasil operasi penyakit masyarakat (pekat) selama periode bulan Oktober hingga Desember 2021.
“Operasi miras ini juga dalam rangka Ops Lilin Candi 2021. Kita laksanakan 3 bulan sebelumnya. Ini sebagai upaya kita bagaimana menciptakan rasa aman tertib di Kabupaten Boyolali,” katanya.
Pemusnahan barang bukti miras ilegal diawali dengan simbolis pemecahan botol miras oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat dan Forkompimda. Kemudian dilanjutkan dengan melindas ribuan botol miras ilegal tersebut menggunakan alat berat tandem roller.
“Tidak kurang 857 liter berbagai jenis miras. Kita musnahkan semua menggunakan alat berat tandem roller,” ujarnya.
Sebelumnya, jajaran Polres Boyolali juga menggelar apel gelar pasukan Ops Lilin Candi tahun 2021 yang dipimpin Bupati Boyolali, M. Said Hidayat di halaman kantor Satreskrim Polres Boyolali. Agar tercapai terselenggaranya perayaan Nataru yang aman kondusif serta keberhasilan menekan angka penyebaran Covid-19, Kapolres mengatakan pihaknya dibantu instansi terkait akan menerapkan beberapa kegiatan. Di antaranya pendirian Pos di jalur rawan, pengamanan gereja, pengamanan tempat wisata, patroli serta Ops Yustisi.
“Kita siapkan 280 personel untuk pengamanan libur nataru. Pengamanan ini juga melibatkan berbagai pihak, baik Pemkab maupun Kodim dengan total 970 personil pengamanan,” katanya.
Tidak hanya 7 pos pengamanan permanen, Dia menyebut juga menyiapkan pos pengamanan di 3 gereja. Tak hanya berfokus pada pengamanan, namun, juga pengawasan protokol kesehatan.
Kabag Ops Polres Boyolali Kompol Budiarto menambahkan penjagaan gereja akan dilakukan dengan mendirikan pos pengamanan isidental di 3 gereja. Yakni, Gereja Santo Andreas, Gladagsari; Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Katolik Santa Maria di Jalan Merbabu, Boyolali Kota. Ketiga gereja tersebut dipilih karena memiliki jemaat cukup besar. Sehingga perlu untuk pengamanan dan pengaturan lalu lintas.
“Pada nataru ini, keberhasilkan kita kalau mampu memutus rantai penyebaran covid-19, percepatan vaksinasi, Keamanan dan ketertiban masyarakat, berkurangnya kemacetan dan kejahatan, serta nataru bisa berjalan aman dan kondusif,” katanya.
Sementara itu, Dandim 0724 Boyolali, Letkol Arm Ronald Siwabessy menambahkan siap mendukung dalam pengamanan nataru. Baik ditujuh pos pengamanan permanen maupun tiga pos pengamanan insidental di gereja. Pihaknya turut menerjunkan 213 personil dalam pengamanan.
“Termasuk menerjukan personil untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Kami juga akan membantu penjagaan ditiap pos pengamanan.”