FOKUSJATENG.COM, Karanganyar – Pondasi ketahanan pangan dalam dekade terakhir ini mulai tergerus lantaran banyak kaum muda yg tidak tertarik di bidang pertanian. Kondisi tersebut membuat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkomitmen mencetak ribuan generasi petani, peternak dan nelayan milenial guna menjadikan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim dimana para petani peternak dan nelayan dapat menjadi pelaku atau aktor utama di dalam pembangunan nasional khususnya di bidang pertanian.
Komitmen ini disampaikan Presiden PKS Ahmad Syaikhu, ketika membuka dan meresmikan Sekolah Tani, Ternak dan Nelayan (ST2N) PKS, di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Selasa (28/12/2021).
Secara nasional, peresmian ST2N di Karanganyar ini merupakan yang kali pertama di Indonesia. Alasannya, bahwa Karanganyar menjadi daerah yang dinilai paling siap baik secara sarana dan prasarana maupun dari sumber daya para petaninya.
“Pelaksanaan program sekolah ini pada khususnya mentargetkan pemberdayaan terhadap para generasi milenial supaya lebih tertarik untuk menekuni bidang pertanian melalui proses edukasi yang dilakukan oleh PKS,” jelas Presiden PKS Ahmad Syaikhu kepada awak media .
Lebih lanjut Ahmad Syaikhu menyampaikan, selain guna memajukan dan mengembangkan potensi pertanian, kehadiran ST2N juga diharapkan bisa menjadi jawaban untuk lebih meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi para petani, peternak maupun nelayan di Indonesia.
“Sehingga hal itu mampu menjadi contoh atau keteladanan bagi masyarakat lainnya, bahwasanya melalui pertanian mereka pun mampu untuk hidup lebih sejahtera,” imbuhnya.
Meskipun memprioritaskan pemberdayaan terhadap generasi muda, namun secara umum, untuk bergabung di dalam ST2N tidaklah ada batasan usia dan sangat terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat atau tidak pula harus dari kalangan kader PKS.
“Karena tujuan utama dengan adanya ST2N ini ialah untuk mengembalikan generasi muda masyarakat kita agar tetap cinta terhadap bidang pertanian, peternakan dan nelayan. Supaya dalam menyongsong masa yang akan datang kita tidak kehilangan generasi. Sehingga mereka dapat terus melanjutkan dan lebih mengembangkan sektor pertanian, peternakan maupun nelayan,” ungkapnya.
Presiden PKS menyebutkan, pemberdayaan generasi muda melalui ST2N ini juga menjadi salah satu upaya untuk menekan angka impor pangan yang terjadi di Indonesia. Pihaknya juga melihat faktor – faktor yang ada serta menelisik lebih jauh terkait kualitas produk yang telah dihasilkan oleh petani, peternak maupun nelayan di Tanah Air.
“Karena bisa jadi produk – produk yang kita hasilkan memang tidak mampu bersaing dengan produk – produk negara lain. Karenanya, di dalam sekolah ini kita ingin menghasilkan produk dari petani, peternak maupun nelayan kita agar benar – benar mampu bersaing di pasar internasional,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Tani dan Nelayan (BTN) PKS Riyono menambahkan. Dalam pelaksanaannya, secara nasional di seluruh wilayah Indonesia, dalam memberikan edukasi kepada petani, peternak dan nelayan melalui ST2N, PKS mengandalkan praktisi – praktisi muda berprestasi dari setiap BTN yang ada di berbagai kota maupun kabupaten.
“Jadi bukan sekedar teori. PKS banyak memiliki praktisi muda berprestasi dan sukses untuk menjadi guru terkait urusan di bidang pertanian, peternakan dan juga nelayan. Termasuk praktisi dari luar PKS juga akan kita libatkan baik akademisi maupun dari kalangan ahli yang lain,” paparnya.
Riyono pun mengatakan, PKS juga telah menyiapkan salah satu program edukasi untuk para nelayan di tahun 2022 yang bernama Peta Nelayan Tradisional.
“Jadi nantinya nelayan kita bukan hanya mencari ikan tetapi juga bagaimana agar mereka bisa menangkap ikan. Itu nantinya menjadi salah satu program PKS yang akan berkolaborasi dengan teman – teman akademisi,” ujarnya. Dalam pembukaan dan Peresmian tersebut juga dihadiri Bupati Karanganyar Juliatmono.
Bupati berharap semoga sekolah pertanian ini memberi kontribusi positif untuk menggelorakan kembali pertanian. Jika petani sudah sepuh dan anak-anak muda tidak mau menggeluti pertanian, siapa yang akan mengolah lahan? Padahal lahan masih luas dan subur,” tuturnya.
Juliatmono optimistis, dengan peran anak muda, dunia pertanian, peternakan dan nelayan bisa lebih maju dan produknya memiliki daya saing di pasar. ( BRE )