PTM 100 Persen Di Boyolali Ditunda Lagi, Ini Alasannya

PTM 100 Persen Di Boyolali Ditunda

ilustrasi penerapan PTM di Boyolali (Yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Libur semester siswa berakhir pada 15 Januari. Sehingga pada 17 Januari siswa sudah masuk sekolah. Namun, Boyolali belum akan menerapkan PTM 100 persen. Sekolah tetap menerapkan PTM terbatas dengan kuota 50 persen tiap rombongan belajar (Rombel) hingga 31 Januari mendatang.
“Kami belum menerapkan PTM 100 persen. Tetap 50 persen dari kapasitas kelas. Karena kami mengantisipasi adanya potensi paparan pasca nataru dan libur semester. Kita kan tidak tahu selama libur ini mobilitas anak-anak tinggi atau tidak. Jadi kami tunggu dulu dan akan dievaluasi lagi,” kata Kabid SMP Disdikbud Boyolali Lasno, di Boyolali pada Jumat (14/1/2022).
Kendati kapasitas terbatas 50 persen, Lasno mengungkapkan pihaknya tetap berupaya agar siswa bisa masuk enam hari dalam sepekan. Tiap rombel hanya diisi setengah dari kapasitas atau 16 siswa. Sedangkan pembelajaran maksimal 6 jam pelajaran atau 240 menit tiap harinya. Sehingga sekolah bisa memilih berapa jam pelajaran yang akan diberikan.
“Misal sehari 2-3 jam pelajaran dengan sistem sif. Seminggu bisa terpenuhi target jam pembelajarannya. Atau memasukan siswa selama tiga hari dengan 240 menit jam pembelajarannya. Baru tiga hari lainnya daring. Tapi ini kebijakan masing-masing sekolah, mau menerapkan yang mana,”ujarnya.
Ia menegaskan agar sekolah mentaati Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri. Serta berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan (Faskes) dan satgas covid-19 tingkat kecamatan serta desa. Sekolah juga diminta melengkapi sarana prasarana (Sarpras) prokes terutama tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Guru juga diminta datang 30 menit lebih awal daripada siswa.
Adapun untuk jenjang SMP relatif telah siap. Apalagi siswa dan guru telah selesai vaksin dosis 1 dan 2. Kemudian pengawas sekolah wajib memantau dan melakukan evaluasi selama PTM terbatas hingga 31 Januari nanti. Apalagi, hasil evaluasi PTM sebelumnya berjalan lancar dan aman.
“Jadi kita coba 50 persen pada 17 – 31 Januari. Lalu Februari kita tinjau apakah berani memasukan 100 persen atau tidak. Sambil menunggu efek nataru dan libur semester ini, kalau semua aman kita rencanakan memasukan 100 persen. Itupun juga tergantung kesiapan sekolah,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto mengatakan PTM telah diizinkan sejak diterapkan PPKM level 3 minggu ketiga November 2021 dan berlanjut sampai hari ini. Saat ini selurus sekolah baik di jenjang SD maupun SMP telah mengikuti PTM terbatas. Sehingga adanya SKB 4 Menteri ini akan ditindaklanjuti dengan menyusun SOP pembelajaran ditiap jenjang.
“Kita sudah memenuhi syarat PTM. Akan tetapi, karena PTM terbatas harus dengan prokes ketat. Jadi targetnya, PTM jalan dan prokes juga jalan,” jelasnya.
Disdikbud memberikan dua opsi yang bisa diterapkan sekolah. Yakni, PTM terbatas dengan sistem sif. Atau opsi kedua dengan sistem dioglang. Setengah siswa mengikuti PTM dan setengahnya mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kemudian bergantian seterusnya.