Antisipasi Lonjakan COVID-19, Boyolali Aktifkan Isoter RSDC

Boyolali Aktifkan Isoter RSDC

Dansatgas Operasional Umum RSDC AHD sekaligus Dandim 0274 Boyolali, Letkol Arm. Ronald Siwabessy serta Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin, juga mengecek kesiapan RSDC AHD dan kesiapan isoter pada Senin (7/2/2022). (yulianto/Fokusjateng.com)

FOKUS JATENG-BOYOLALI-Angka paparan COVID-19 terus bertambah. Hingga Senin (7/2/2022) ada 11 kasus baru. Dengan demikian total kasus aktif sebanyak 116 orang dengan rincian 18 dirawat dan 98 menjalani isolasi mandiri (Isoman). Ada tiga penambahan pasien sembuh. Temuan kasus baru ini didominasi dari hasil tracing kontak erat, pelaku perjalanan dan lainnya.
“Temuan baru rata-rata tidak bergejala. Kemudian ada lima klaster yang didominasi klaster keluarga. Seperti keluarga INF di Boyolali Kota dengan temuan 4 paparan dan semua isoman, keluarga W di Andong ada tiga paparan dengan satu dirawat, keluarga CFS Boyolali dengan 4 paparan semuan isoman serta keluarga AS di Ngempak dengan 4 paparan semua isoman,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti.
Sedangkan satu klaster pabrik PB Banyudono dengan lima paparan. Temuan di pabrik ini bermula saat salah satu pegawai akan melakukan perjalanan dan menjalani swab tes dengan hasil positif covid-19. Pihaknya lalu melakukan tracing dan ditemukan empat kasus baru. Kemudian ada 18 pasien yang menjalani perawatan dengan kondisi bergejala sedang.
Sehingga isoter di RSDC Brotowali II milik RSPA di Mojosongo juga akan diaktifkan lagi. Pihaknya juga mempertimbangkan isoter di Gedung PGRI, Singkil, Boyolali Kota.
“Pasien yang tidak bisa isoman bisa melakukan isoter yang difasilitasi pemkab. Kami juga mengimbau hendaknya Jogo Tonggo diaktifkan lagi.”
Senada, untuk mengantisipasi lonjakan kasus akibat varian omicron, Dansatgas Operasional Umum RSDC AHD sekaligus Dandim 0274 Boyolali, Letkol Arm. Ronald Siwabessy serta Kapolres Boyolali AKBP Asep Mauludin, juga mengecek kesiapan RSDC AHD dan kesiapan isoter pada Senin (7/2/2022).
Ada 36 pasien yang dirawat di RSDC AHD. Mereka berasal dari Klaten sebanyak 10 pasien, Surakarta 20 pasien serta empat pasien dari luar Solo Raya. Yakni satu pasien asal Kalimantan, dua pasien asal Semarang, serta satu pasien dari Kudus.
“Kondisi pasien ringan sampai sedang. Karena varian omicron fatality rate-nya kecil. Di negara lain maupun Indonesia tingkat kematian akibat omicron masih rendah. Tapi kita tetap waspada. Mulai meningkatnya pasien-pasien ini membuat kita harus lebih waspada. Sehingga kalau ada lonjakan terjadi kita siap,” ujarnya.
Disebutkan, di RSDC AHD fasilitas alat kesehatan (Alkes) cukup lengkap. Termasuk keterisian oktogen melalui isotank. Kendati tidak akan ada penambahan bed. Namun, pengelola RSDC AHD juga bersiap untuk membukan isoter di gedung Mekkah yang mampu menampung hingga 687 bed. Ronald mengimbau masyarakat tetap tenang dan taat menjalankan protokol kesehatan (Prokes).