FOKUS JATENG-BOYOLALI-Adanya temuan kasus positif COVID-19 di sekolah membuat Dinas Kesehatan Boyolali waspada, Sehingga uji petik swab tes akan digencarkan lagi di lingkungan sekolah. Selain itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) juga mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM).
“Uji petik ini sempat terhenti lantaran tenaga berfokus pada vaksinasi. Namun, adanya temuan kasus positif covid-19 di sekolah maka uji petik akan kami gencarkan lagi. Dengan swab antigen secara sampling. Sekolah mana saja masih akan kami koordinasikan lagi. Dan sampel yang akan kami ambil sebanyak 10 persen dari total populasi baik dari siswa maupun guru,” kata Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti di Boyolali pada Selasa (8/2/2022).
Sementara itu, Disdikbud Boyolali membebaskan sekolah memilih PTM terbatas dengan sistem sif ataupun oglang. Namun, sistem sif memberikan beban mengajar guru dobel. Dinas lalu mengubah sistem sif menjadi selang seling khusus jenjang SMP.
“PTM lebih efektif dari pada daring. Namun, ketika menerapkan sistem sif beban guru kan bertambah. Jadi kami evaluasi, untuk mengganti sistem dari sif menjadi selang seling. Yakni Senin yang masuk absensi 1-16 baru selasa absensi setelahnya dan seterusnya. Jam pembelajaran juga ditambah, dari pukul 07.00-12.00. Kalau dihitung juga sama jam belajarnya dalam seminggu,” kata Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto.
Perubahan sistem PTM terbatas ini hanya berlaku dijenjang SMP. Sedangkan jenjang SD masih seperti sebelumnya. Yakni menerapkan sistem sif dengan pertimbangan materi pembelajaran lebih ringan serta siswa membutuhkan pendampingan lebih. Saat ini, Disdikbud berfokus pada peningkatan semangat belajar anak.
“ Kami minta guru kelas juga harus datang lebih awal untuk mengawal penerapan prokes dijalankan siswa mulai dari masuk ke gerbang sekolah, di kelas hingga saat pulang,”pungkasnya.